UE Akui Masalah Kelapa Sawit Hampir Rusak Hubungan dengan Indonesia
Rabu, 02 Juni 2021 - 20:12 WIB
JAKARTA - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) , Josep Borrell mengakui bahwa masalah kelapa sawit hampir merusak hubungan yang sudah lama terbangun dengan Indonesia. Dia juga mengatakan bahwa tidak ada larangan impor kelapa sawit ke negara UE.
Berbicara pasca melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi di Jakarta, Borrell menuturkan UE dan Indonesia menjadi mitra selama 30 tahun terakhir. Tapi, dia menilai potensi hubungan kedua pihak belum dimanfaatkan secara maksimal.
Borrell lalu mengatakan, dia menyadari memiliki beberapa masalah khusus, salah satunya minyak kelapa sawit. Tetapi, dia menyebut hubungan UE dan Indonesia harus lebih luas dan ada begitu banyak masalah lain di mana kedua pihak bisa bekerja sama.
"Tentu saja kelapa sawit telah mengurangi atau membahayakan hubungan kita, tetapi kita harus mengatasi masalah ini," ucapnyapada Rabu (2/6/2021).
Dia kemudian menekankan fakta bahwa tidak ada larangan impor minyak sawit di Eropa. Justru, ujarnya, tahun lalu impor minyak sawit di Eropa meningkat nilainya sebesar 26%.
"Artinya tidak ada larangan; ini adalah masalah keberlanjutan yang harus kita selesaikan bersama. Saya sangat menyadari pentingnya kelapa sawit bagi industri Indonesia, bagi masyarakat Indonesia," ungkapnya.
"Begitu banyak orang yang keluar dari kemiskinan berkat eksploitasi minyak sawit. Kita harus mencari solusi yang menangani masalah keberlanjutan dan masalah pembangunan. Dan kami akan bekerja sama untuk melakukannya," tukas Borrell.
Berbicara pasca melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi di Jakarta, Borrell menuturkan UE dan Indonesia menjadi mitra selama 30 tahun terakhir. Tapi, dia menilai potensi hubungan kedua pihak belum dimanfaatkan secara maksimal.
Borrell lalu mengatakan, dia menyadari memiliki beberapa masalah khusus, salah satunya minyak kelapa sawit. Tetapi, dia menyebut hubungan UE dan Indonesia harus lebih luas dan ada begitu banyak masalah lain di mana kedua pihak bisa bekerja sama.
"Tentu saja kelapa sawit telah mengurangi atau membahayakan hubungan kita, tetapi kita harus mengatasi masalah ini," ucapnyapada Rabu (2/6/2021).
Dia kemudian menekankan fakta bahwa tidak ada larangan impor minyak sawit di Eropa. Justru, ujarnya, tahun lalu impor minyak sawit di Eropa meningkat nilainya sebesar 26%.
"Artinya tidak ada larangan; ini adalah masalah keberlanjutan yang harus kita selesaikan bersama. Saya sangat menyadari pentingnya kelapa sawit bagi industri Indonesia, bagi masyarakat Indonesia," ungkapnya.
"Begitu banyak orang yang keluar dari kemiskinan berkat eksploitasi minyak sawit. Kita harus mencari solusi yang menangani masalah keberlanjutan dan masalah pembangunan. Dan kami akan bekerja sama untuk melakukannya," tukas Borrell.
(ian)
tulis komentar anda