Setelah Perang Berdarah 11 Hari, Hamas Ajak Israel Tukar Tawanan

Selasa, 01 Juni 2021 - 13:54 WIB
Yehya Sinwar, salah satu pemimpin Hamas yang paling diburu dalam perang 11 hari dengan Israel. Foto/REUTERS/Mohammed Salem
GAZA - Salah satu pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Palestina, mengajak Israel untuk saling tukar tawanan setelah kedua pihak terlibat peran berdarah 11 hari bulan lalu.

Hamas menawan dua warga sipil dan dua jasad tentara Zionis Israel.





Yehya Sinwar, salah satu pemimpin Hamas, telah berbicara dengan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel di Gaza.

Bos intelijen Mesir itu mengunjungi Gaza sehari setelah dia melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam perjalanan yang bertujuan menopang gencatan senjata informal yang ditengahi oleh Kairo.

Sinwar mengatakan ada peluang nyata untuk membuat kemajuan dalam negosiasi tidak langsung yang dapat melibatkan pembebasan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, dan kembalinya dua warga Israel dan sisa-sisa jasad dua tentara Israel yang ditahan oleh Hamas sejak perang sebelumnya pada tahun 2014.

Mesir sering berfungsi sebagai mediator antara Israel dan Hamas dan merupakan pemain kunci dalam negosiasi gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran 11 hari lalu.

Kamel, yang belum memberikan pernyataan publik, adalah pejabat Arab berpangkat tertinggi yang mengunjungi Gaza sejak 2018.

Perang, yang dihentikan oleh gencatan senjata pada 21 Mei, dipicu oleh protes dan bentrokan selama berminggu-minggu di Yerusalem atas pemolisian Israel atas situs suci dan upaya kelompok pemukim Yahudi Israel untuk mengusir keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah.

Pertempuran pecah pada 10 Mei ketika Hamas meluncurkan rentetan roket ke Yerusalem.

Kelompok tersebut dan sekutunya, Jihad Islam Palestina (PIJ), telah menembakkan lebih dari 4.000 roket ke kota-kota Israel selama pertempuran dengan 3.000 lebih menyeberang ke negara Yahudi tersebut.

Sedangkan pesawat-pesawat tempur Israel menyerang sekitar 1.000 sasaran di Gaza. Lebih dari 250 orang tewas, sebagian besar dari mereka adalah warga Palestina yang tinggal di Gaza yang dikuasai Hamas, dan sebagian wilayah mengalami kerusakan parah.

Di Israel, 13 orang tewas termasuk seorang tentara militer.

"Hari ini, dengan rahmat Allah, setelah kemenangan Mei 2021 ini, perjuangan Palestina kami membuat kemajuan yang nyata dan jelas," kata Sinwar, seperti dikutip ABC, Selasa (1/6/2021).



Berbicara kepada wartawan asing pada hari Senin, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan bahwa setiap rekonstruksi Gaza akan bergantung pada kemajuan dalam masalah pemulangan tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas.

“Kami bersedia membantu memperbaiki daerah itu, membangunnya kembali, dan lain-lain. Tapi itu dikondisikan dengan kembalinya anak laki-laki kami ke rumah, para tentara yang diculik,” katanya.

Gantz juga mengatakan aturan telah berubah dalam hubungan Israel dengan Hamas dan berjanji akan memberikan tanggapan yang jauh lebih keras terhadap setiap pelanggaran gencatan senjata baru.

"Kami akan membalas secara brutal, tapi kami akan melakukannya di waktu kami sendiri dan tidak akan menerima kenyataan sebelumnya untuk muncul lagi," katanya.

Sebelumnya pada hari Senin, pejabat senior Hamas lainnya mengatakan Israel harus menghentikan "agresi" di Gaza dan Yerusalem jika ingin ketenangan setelah pertempuran bulan ini di Jalur Gaza.

"Kami membahas beberapa file, yang paling penting kebutuhan untuk mewajibkan pendudukan menghentikan agresinya di Gaza, Yerusalem, Sheikh Jarrah dan seluruh Palestina," kata Khalil al-Haya kepada wartawan.

Dia mengatakan Israel juga harus sepenuhnya mencabut blokade yang diberlakukannya. Gaza dikuasasi Hamas setelah merebut kekuasaan dari rival Palestina-nya, faksi Fatah, pada 2007.

“Jika ini terjadi, maka ketenangan dan stabilitas bisa kembali,” ujarnya.

Al-Haya mengesampingkan menghubungkan rekonstruksi Gaza dengan pembebasan Hamas atas Avera Mengistu dan Hisham al-Sayed, dua warga sipil Israel yang ditawan dan sisa-sisa jasad Oron Shaul dan Hadar Goldin, dua tentara yang tewas dalam perang 2014.

Sebaliknya, kelompok militan tersebut kemungkinan akan menuntut pembebasan sejumlah besar tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

Sinwar, pada hari Senin, mengisyaratkan bahwa Hamas menuntut pembebasan lebih dari 1.100 tahanan yang ditahan oleh Israel, lebih banyak dari jumlah yang dibebaskan dalam pertukaran tahun 2011 untuk tawanan tentara Israel Gilad Schalit.

Sinwar sendiri dibebaskan dari penjara Israel dalam pertukaran tawanan dengan Gilad Schalit.

Gencatan senjata yang ditengahi Mesir telah diadakan tetapi tidak membahas salah satu masalah mendasar dari konflik Israel-Palestina. Israel dan Hamas telah berperang empat kali sejak 2008.

Pada hari Minggu, pasukan Israel menembak seorang pria Palestina yang menyelinap ke negara itu dari Jalur Gaza dengan pisau. Militer mengonfirmasi insiden itu pada hari Senin tetapi tidak memberikan rincian tentang kondisinya.

Militer Zionis mengatakan tersangka membawa pisau dan menyusup ke perbatasan berpagar dekat Moshav Sde Avraham, beberapa kilometer dari wilayah pantai. Seorang penjaga keamanan mengatakan kepada media Israel pada hari Senin bahwa tersangka menikamnya.

Militer Zionis mengatakan tersangka telah dipindahkan ke rumah sakit terdekat tetapi kondisinya tidak segera diketahui. Pihak berwenang Israel berusaha mencari tahu bagaimana tersangka menyelinap melintasi perbatasan berpagar.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More