120 Juta Derajat Celsius dalam 101 Detik, 'Matahari Buatan' China Cetak Rekor Dunia
Sabtu, 29 Mei 2021 - 12:55 WIB
BEIJING - Reaktor fusi nuklir futuristik China baru saja mencetak rekor dunia baru untuk durasi waktu terlama dalam mempertahankan suhu panas seperti matahari yang diperlukan untuk terjadinya fusi. Reaktor yang dijuluki "matahari buatan" berhasil menahan plasma pada suhu 120 juta derajat Celcius dalam 101 detik.
Meskipun China masih jauh dari pembangkit listrik fusi, pencapaian tersebut merupakan langkah penting menuju pembangkit listrik yang bersih dan berkelanjutan.
Pencapaian rekor tersebut diumumkan pada hari Jumat (28/5/2021) oleh Gong Xianzu, seorang peneliti di Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) di Hefei Institutes of Physical Science of the Chinese Academy of Sciences di Provinsi Anhui, China.
Perangkat tersebut, yang mereplikasi proses pembentukan atom yang terjadi di pusat bintang dan memberi mereka luminositas dan kehangatan, menahan plasma pada suhu 120 juta derajat Celcius selama 101 detik dan bahkan pada suhu yang lebih panas 160 juta derajat Celcius untuk 20 detik lagi.
Li Miao, direktur departemen fisika Southern University of Science and Technology di Shenzhen, mengatakan kepada Global Times; "Terobosan ini adalah kemajuan yang signifikan, dan tujuan akhirnya adalah menjaga suhu pada tingkat yang stabil untuk waktu yang lama."
Namun, dia mengingatkan bahwa teknologi tersebut masih puluhan tahun lagi untuk digunakan di luar laboratorium. "Ini lebih seperti teknologi masa depan yang penting untuk dorongan pembangunan hijau China," katanya.
Dalam jangka pendek, China sedang membangun pembangkit listrik tenaga nuklir generasi baru yang mereka klaim sebagai yang paling aman di dunia.
Desain Hualong One, reaktor nuklir domestik pertama China, juga akan berperan dalam megaproyek infrastruktur Belt and Road Initiative China, membantu baik China maupun negara mitra untuk mencapai kemandirian energi. Upaya tersebut juga mencakup bentuk energi bersih lainnya, seperti energi terbarukan.
Meskipun China masih jauh dari pembangkit listrik fusi, pencapaian tersebut merupakan langkah penting menuju pembangkit listrik yang bersih dan berkelanjutan.
Pencapaian rekor tersebut diumumkan pada hari Jumat (28/5/2021) oleh Gong Xianzu, seorang peneliti di Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) di Hefei Institutes of Physical Science of the Chinese Academy of Sciences di Provinsi Anhui, China.
Perangkat tersebut, yang mereplikasi proses pembentukan atom yang terjadi di pusat bintang dan memberi mereka luminositas dan kehangatan, menahan plasma pada suhu 120 juta derajat Celcius selama 101 detik dan bahkan pada suhu yang lebih panas 160 juta derajat Celcius untuk 20 detik lagi.
Li Miao, direktur departemen fisika Southern University of Science and Technology di Shenzhen, mengatakan kepada Global Times; "Terobosan ini adalah kemajuan yang signifikan, dan tujuan akhirnya adalah menjaga suhu pada tingkat yang stabil untuk waktu yang lama."
Namun, dia mengingatkan bahwa teknologi tersebut masih puluhan tahun lagi untuk digunakan di luar laboratorium. "Ini lebih seperti teknologi masa depan yang penting untuk dorongan pembangunan hijau China," katanya.
Dalam jangka pendek, China sedang membangun pembangkit listrik tenaga nuklir generasi baru yang mereka klaim sebagai yang paling aman di dunia.
Desain Hualong One, reaktor nuklir domestik pertama China, juga akan berperan dalam megaproyek infrastruktur Belt and Road Initiative China, membantu baik China maupun negara mitra untuk mencapai kemandirian energi. Upaya tersebut juga mencakup bentuk energi bersih lainnya, seperti energi terbarukan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda