Demi Menangkap Oposisi Belarusia, Penerbangan Ryanair Diancam Bom
Senin, 24 Mei 2021 - 09:53 WIB
Permintaan Polandia untuk menyerahkannya ke penegak hukum di Minsk, bersama dengan pendiri Nexta Live, Stepan Putilo, tidak didengarkan.
Pada hari Minggu, Kementerian Dalam Negeri Belarusia membuat pengumuman mengejutkan tentang penangkapan Protasevich, di mana tokoh oposisi Svetlana Tikhanovskaya mencap langkah tersebut sebagai "sebuah operasi oleh layanan khusus untuk membajak sebuah pesawat guna menahan aktivis tersebut".
Tikhanovskaya sendiri tinggal di Lituania, setelah meninggalkan Belarusia tak lama setelah pemilu tahun lalu, di mana dia mencalonkan diri sebagai kandidat calon presiden melawan Lukashenko.
Situasi itu dimungkinkan setelah Protasevich menaiki penerbangan dari Yunani ke Lituania. Sebagian dari perjalanan melewati wilayah Belarusia—dan tak lama sebelum meninggalkan wilayah udara negara itu—pesawat yang dioperasikan oleh Ryanair Irlandia, melakukan putar balik dan mengubah tujuannya ke Minsk.
Pejabat di Bandara Internasional Minsk mengatakan kru pesawat meminta pendaratan darurat setelah menerima ancaman bom di dalam pesawat.
“Sejauh ini informasi tentang bahan peledak yang ditanam belum bisa dikonfirmasi. Pakar bom sedang bekerja di bandara, para penumpang menjalani pemeriksaan pra-penerbangan berulang kali,” kata juru bicara bandara.
Namun, sekutu Protasevich mengeklaim bahwa agen dari layanan keamanan negara KGB menargetkan aktivis itu di Athena dan semacam provokasi dilakukan di pesawat yang mendorong pengalihan rute.
Sayangnya bagi Protasevich, insiden tersebut membawanya langsung ke tangan penegak hukum Belarusia, yang mengakibatkan penangkapannya.
Saluran Telegram yang dianggap dekat dengan pemerintah Belarusia mengeklaim bahwa Presiden Lukashenko secara pribadi mengizinkan pengiriman jet tempur MiG-29 dari Angkatan Udara Belarusia untuk mengawal pesawat sipil tersebut.
Pada hari Minggu, Kementerian Dalam Negeri Belarusia membuat pengumuman mengejutkan tentang penangkapan Protasevich, di mana tokoh oposisi Svetlana Tikhanovskaya mencap langkah tersebut sebagai "sebuah operasi oleh layanan khusus untuk membajak sebuah pesawat guna menahan aktivis tersebut".
Tikhanovskaya sendiri tinggal di Lituania, setelah meninggalkan Belarusia tak lama setelah pemilu tahun lalu, di mana dia mencalonkan diri sebagai kandidat calon presiden melawan Lukashenko.
Situasi itu dimungkinkan setelah Protasevich menaiki penerbangan dari Yunani ke Lituania. Sebagian dari perjalanan melewati wilayah Belarusia—dan tak lama sebelum meninggalkan wilayah udara negara itu—pesawat yang dioperasikan oleh Ryanair Irlandia, melakukan putar balik dan mengubah tujuannya ke Minsk.
Pejabat di Bandara Internasional Minsk mengatakan kru pesawat meminta pendaratan darurat setelah menerima ancaman bom di dalam pesawat.
“Sejauh ini informasi tentang bahan peledak yang ditanam belum bisa dikonfirmasi. Pakar bom sedang bekerja di bandara, para penumpang menjalani pemeriksaan pra-penerbangan berulang kali,” kata juru bicara bandara.
Namun, sekutu Protasevich mengeklaim bahwa agen dari layanan keamanan negara KGB menargetkan aktivis itu di Athena dan semacam provokasi dilakukan di pesawat yang mendorong pengalihan rute.
Sayangnya bagi Protasevich, insiden tersebut membawanya langsung ke tangan penegak hukum Belarusia, yang mengakibatkan penangkapannya.
Saluran Telegram yang dianggap dekat dengan pemerintah Belarusia mengeklaim bahwa Presiden Lukashenko secara pribadi mengizinkan pengiriman jet tempur MiG-29 dari Angkatan Udara Belarusia untuk mengawal pesawat sipil tersebut.
tulis komentar anda