Peretas Curi 4,5 Juta Data Pribadi Penumpang Air India

Sabtu, 22 Mei 2021 - 18:00 WIB
Peretas mencuri 4,5 juta data pribadi penumpang Air India. Foto/Ilustrasi
NEW DELHI - Serangan dunia maya yang mencuri data pribadi tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di India . Jika di Indonesia 279 data penduduk di BPJS bocor, di India peretas dilaporkan berhasil mencuri sekitar 4,5 juta data pribadi penumpang Air India di seluruh dunia.

Raksasa penerbangan milik negara itu mengatakan nama, nomor kartu kredit, dan informasi paspor termasuk di antara data yang dicuri. Maskapai itu menambahkan bahwa pelanggaran tersebut melibatkan data pribadi yang terdaftar antara Agustus 2011 dan Februari 2021.

"Nama, nomor kartu kredit dan informasi paspor termasuk di antara data yang dicuri," kata Air India dalam pernyataan yang dirilis Jumat malam seperti dikutip dari TRT World, Sabtu (22/5/2021).

Air India mengatakan pihaknya mengamankan server yang dicompromise dan menggunakan spesialis eksternal pada keamanan data serta bekerja sama dengan perusahaan kartu kredit.



"Kami sangat menyesali ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan menghargai dukungan dan kepercayaan yang berkelanjutan dari penumpang kami," kata maskapai itu.

Sebelumnya Air India mengumumkan pada bulan Maret bahwa mereka telah diberitahu pada bulan Februari oleh perusahaan pemroses datanya, SITA PSS tentang adanya serangan siber.

"Pelanggaran tersebut melibatkan data pribadi yang terdaftar antara Agustus 2011 dan Februari 2021," kata maskapai itu.



SITA, yang menyediakan cadangan TI untuk sebagian besar industri penerbangan, mengatakan pada saat itu telah menjadi target serangan yang sangat canggih yang telah memengaruhi sejumlah maskapai penerbangan.

Air India adalah bagian dari koalisi maskapai Star Alliance dan SITA menangani operasi komputer untuk program frequent flyernya.

Maskapai lain dalam aliansi itu memperingatkan penumpang pada Maret tentang serangan siber tersebut, tetapi sebagian besar mengatakan hanya nama dan nomor penumpang setia yang telah diakses.

Ini bukanlah yang pertama data pribadi penumpang maskapai penerbangan dicuri peretas. Sejumlah maskapai penerbangan telah dilanda pelanggaran data dalam beberapa tahun terakhir.



British Airways didenda USD28 juta tahun lalu oleh pengawas Inggris setelah rincian 400.000 penumpang hilang dalam serangan siber 2018.

Cathay Pacific didenda USD700.000 setelah rincian lebih dari sembilan juta klien hilang pada 2018.

Dan maskapai berbiaya rendah EasyJet mengatakan tahun lalu bahwa peretas telah mengambil email dan rincian perjalanan dari sekitar sembilan juta pelanggan.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More