Berharap Banyak Warga Palestina yang Tewas Saat Siaran Langsung, Reporter Israel Dipecat
Jum'at, 21 Mei 2021 - 16:59 WIB
TEL AVIV - Seorang reporter berita Israel telah dipecat setelah mengungkapkan penyesalannya bahwa roket yang diluncurkan dari Lebanon tidak membunuh lebih banyak orang saat mendarat di sebuah kota Palestina di Israel utara.
"Sayang sekali, tidak membunuh banyak orang di sana", kata kepala koresponden militer Channel 20 dan komentator militer, Kobi Finkler, merujuk pada roket yang mendarat di lapangan sepak bola di kota Shefa Amr dekat Haifa seperti dikutip dari The New Arab, Jumat (21/5/2021).
Finkler kemudian mencoba mengklarifikasi komentarnya, mengatakan bahwa dia telah salah bicara.
"Setelah 10 hari pelaporan, saya melihat orang Arab bertepuk tangan atas peluncuran roket dari Lebanon, dan kemudian saya salah bicara. Alih-alih (maksud saya) mengatakan rudal itu bisa mengakibatkan banyak korban," jelas reporter yang dikenal pro-Netanyahu itu.
Meskipun jaringan televisi pada awalnya menerima klarifikasi dan permintaan maafnya, namun kemudian memutuskan untuk memecatnya.
Anggota Knesset, parlemen Israel, warga Palestina-Israel Ahmad Tibi mengutuk pernyataan Finkler. Ia berbalik bertanya apa yang akan terjadi jika seorang warga Palestina yang bekerja di media Israel mengatakan hal yang sama tentang orang Yahudi.
Beberapa anggota parlemen Israel juga mengecam Channel 20 atas laporan itu, termasuk politisi sayap kiri MK Mossi Raz, yang menuntut Finkler dipecat dari posisinya.
Walikota Shefa Amr juga meminta saluran tersebut untuk merilis pernyataan resmi yang meminta maaf atas komentar Finkler.
Seperti diketahui beberapa roket ditembakkan dari Lebanon selatan pada Rabu lalu menuju Israel, menyusul insiden serupa selama seminggu terakhir. Sebagian besar roket mendarat di daerah terbuka, di laut atau berhasil dicegat, menurut tentara Israel.
Meskipun tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, tembakan roket dari Lebanon selatan diyakini telah diluncurkan sebagai tanggapan atas pemboman Israel di Jalur Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 232 warga Palestina - termasuk setidaknya 65 anak-anak - telah tewas di Gaza sejak kampanye pemboman Israel dimulai pada 10 Mei.
Sedangkan korban tewas di Tepi Barat dan Pendudukan Yerusalem Timur telah mencapai setidaknya 27 sejak kekerasan dimulai.
Lebih dari 6.000 lainnya terluka di seluruh wilayah Palestina. Sebanyak 12 orang Israel juga tewas, menurut otoritas Israel.
Israel dan kelompok Palestina yang berbasis di Gaza, Hamas, menyetujui gencatan senjata pada Jumat pagi. Pengumuman gencatan senjata yang ditengahi Mesir memicu perayaan di Gaza di tengah kehancuran akibat serangan Israel.
Serangan terbaru Israel di Gaza semakin melemahkan infrastrukturnya, yang telah mengalami blokade selama 14 tahun, merusak sekolah, pusat kesehatan, rumah, dan pabrik.
Persediaan medis, air dan bahan bakar untuk listrik menipis di wilayah itu, di mana Israel dan Mesir memberlakukan blokade setelah Hamas merebut kekuasaan dari Otoritas Palestina pada 2007.
"Sayang sekali, tidak membunuh banyak orang di sana", kata kepala koresponden militer Channel 20 dan komentator militer, Kobi Finkler, merujuk pada roket yang mendarat di lapangan sepak bola di kota Shefa Amr dekat Haifa seperti dikutip dari The New Arab, Jumat (21/5/2021).
Finkler kemudian mencoba mengklarifikasi komentarnya, mengatakan bahwa dia telah salah bicara.
"Setelah 10 hari pelaporan, saya melihat orang Arab bertepuk tangan atas peluncuran roket dari Lebanon, dan kemudian saya salah bicara. Alih-alih (maksud saya) mengatakan rudal itu bisa mengakibatkan banyak korban," jelas reporter yang dikenal pro-Netanyahu itu.
Meskipun jaringan televisi pada awalnya menerima klarifikasi dan permintaan maafnya, namun kemudian memutuskan untuk memecatnya.
Anggota Knesset, parlemen Israel, warga Palestina-Israel Ahmad Tibi mengutuk pernyataan Finkler. Ia berbalik bertanya apa yang akan terjadi jika seorang warga Palestina yang bekerja di media Israel mengatakan hal yang sama tentang orang Yahudi.
Beberapa anggota parlemen Israel juga mengecam Channel 20 atas laporan itu, termasuk politisi sayap kiri MK Mossi Raz, yang menuntut Finkler dipecat dari posisinya.
Walikota Shefa Amr juga meminta saluran tersebut untuk merilis pernyataan resmi yang meminta maaf atas komentar Finkler.
Seperti diketahui beberapa roket ditembakkan dari Lebanon selatan pada Rabu lalu menuju Israel, menyusul insiden serupa selama seminggu terakhir. Sebagian besar roket mendarat di daerah terbuka, di laut atau berhasil dicegat, menurut tentara Israel.
Meskipun tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, tembakan roket dari Lebanon selatan diyakini telah diluncurkan sebagai tanggapan atas pemboman Israel di Jalur Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 232 warga Palestina - termasuk setidaknya 65 anak-anak - telah tewas di Gaza sejak kampanye pemboman Israel dimulai pada 10 Mei.
Sedangkan korban tewas di Tepi Barat dan Pendudukan Yerusalem Timur telah mencapai setidaknya 27 sejak kekerasan dimulai.
Lebih dari 6.000 lainnya terluka di seluruh wilayah Palestina. Sebanyak 12 orang Israel juga tewas, menurut otoritas Israel.
Israel dan kelompok Palestina yang berbasis di Gaza, Hamas, menyetujui gencatan senjata pada Jumat pagi. Pengumuman gencatan senjata yang ditengahi Mesir memicu perayaan di Gaza di tengah kehancuran akibat serangan Israel.
Baca Juga
Serangan terbaru Israel di Gaza semakin melemahkan infrastrukturnya, yang telah mengalami blokade selama 14 tahun, merusak sekolah, pusat kesehatan, rumah, dan pabrik.
Persediaan medis, air dan bahan bakar untuk listrik menipis di wilayah itu, di mana Israel dan Mesir memberlakukan blokade setelah Hamas merebut kekuasaan dari Otoritas Palestina pada 2007.
(ian)
tulis komentar anda