Kepala Intelijen Polri: Pengerahan Pasukan ke Papua Barat untuk 'Musnahkan' Separatis
Jum'at, 21 Mei 2021 - 15:37 WIB
Sebby Sambom, juru bicara OPM, mengatakan ada alasan yang masuk akal di balik serangan kelompoknya.
“Penargetan militer dan polisi tidak akan berhasil,” ujarnya. "Setiap tahun akan ada petempur baru. Mereka akan meningkat, bukan menurun," ujarnya.
Kelompok separatis Papua berdalih tindakan mereka sah karena bekas kekuasaan kolonial Belanda menjanjikan daerah itu bisa merdeka, namun menurut mereka, justru dianeksasi oleh Indonesia pada tahun 1963.
Indonesia mengatakan Papua adalah wilayahnya setelah pemungutan suara 1969 yang diawasi oleh PBB yang mendukung integrasi Papua.
Namun, kubu separatis mengeklaim pemungutan suara hanya melibatkan sekitar 1.025 orang dan tidak mencerminkan aspirasi mereka.
Waterpauw mengatakan kepada Reuters bahwa satuan tugas baru yang dibentuk untuk menangani kekerasan di Papua—yang dikenal sebagai Operasi Nemangkawi—memiliki dua cabang. Pengejaran serta penangkapan separatis bersenjata dan “pendekatan lunak”— pengembangan komunitas dan peningkatan konsultasi dengan kelompok agama dan komunitas.
Waterpauw mengatakan telah terjadi 26 serangan oleh separatis bersenjata tahun ini, termasuk tiga serangan pada Selasa lalu.
Dua tentara Indonesia disergap dan senjata mereka dirampas oleh separatis bersenjata. "Dimutilasi dan dibunuh," katanya.
Dalam dua insiden lainnya pada hari Selasa, sambung dia, lima tentara terluka.
“Penargetan militer dan polisi tidak akan berhasil,” ujarnya. "Setiap tahun akan ada petempur baru. Mereka akan meningkat, bukan menurun," ujarnya.
Kelompok separatis Papua berdalih tindakan mereka sah karena bekas kekuasaan kolonial Belanda menjanjikan daerah itu bisa merdeka, namun menurut mereka, justru dianeksasi oleh Indonesia pada tahun 1963.
Indonesia mengatakan Papua adalah wilayahnya setelah pemungutan suara 1969 yang diawasi oleh PBB yang mendukung integrasi Papua.
Namun, kubu separatis mengeklaim pemungutan suara hanya melibatkan sekitar 1.025 orang dan tidak mencerminkan aspirasi mereka.
Waterpauw mengatakan kepada Reuters bahwa satuan tugas baru yang dibentuk untuk menangani kekerasan di Papua—yang dikenal sebagai Operasi Nemangkawi—memiliki dua cabang. Pengejaran serta penangkapan separatis bersenjata dan “pendekatan lunak”— pengembangan komunitas dan peningkatan konsultasi dengan kelompok agama dan komunitas.
Waterpauw mengatakan telah terjadi 26 serangan oleh separatis bersenjata tahun ini, termasuk tiga serangan pada Selasa lalu.
Dua tentara Indonesia disergap dan senjata mereka dirampas oleh separatis bersenjata. "Dimutilasi dan dibunuh," katanya.
Dalam dua insiden lainnya pada hari Selasa, sambung dia, lima tentara terluka.
tulis komentar anda