Komentarnya Sulut Ketegangan di Teluk, Menlu Lebanon Ajukan Pengunduran Diri

Kamis, 20 Mei 2021 - 02:16 WIB
Menteri Luar Negeri sementara Lebanon, Charbel Wehbe, ajukan pengunduran diri setelah komentarnya menyulut ketegangan di Teluk. Foto/english.sawtbeirut.com
BEIRUT - Menteri Luar Negeri sementara Lebanon , Charbel Wehbe, telah meminta Presiden Michel Aoun untuk mencopotnya dari jabatan itu. Wehbe melakukan hal itu setelah komentarnya dalam sebuah wawancara televisi menyulut ketegangan dengan sekutu dan donor tradisional Teluk Arab di negaranya.

"Setelah bertemu dengan Presiden Michel Aoun, Wehbe mengatakan dia telah mengajukan permintaan untuk mundur sehubungan dengan perkembangan terakhir dan keadaan yang menyertai wawancara yang saya berikan kepada sebuah stasiun televisi," tulis kepresidenan Lebanon di Twitter yang dinukil Al Arabiya, Kamis (20/5/2021).

Wehbe juga telah bertemu dengan Perdana Menteri sementara Hassan Diab. Wehbe mengatakan setelah diskusi itu dia berharap keputusannya untuk mundur akan membuat hubungan Lebanon dengan negara-negara Arab tetap bersahabat.



"Saya berharap sukses bagi orang yang akan ditugaskan misi ini demi Lebanon," katanya.



Belum jelas siapa yang akan mengambil peran sebagai Menteri Luar Negeri sementara Lebanon.

Charbel Wehbe, yang merupakan menteri di pemerintahan sementara Lebanon, memicu ketegangan dengan pernyataan pada hari Senin yang menyatakan bahwa negara-negara Teluk telah mendukung kebangkitan ISIS dan komentar meremehkan lainnya.

“Ada tahap kedua ketika ISIS datang dan negara-negara dengan cinta, persahabatan, dan persaudaraan membawa mereka," kata Wehbe saat melakukan wawancara dengan Al-Hurra TV.

"Negara-negara cinta memberi kami ISIS dan menanamnya untuk kami di Dataran Niniwe, Anbar dan Palmyra," sambungnya.



Sontak pernyataan Wehbe ini membuat Arab Saudi , Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait , dan Bahrain naik pitam. Keempat negara Teluk itu pun memanggil duta besar Lebanon dan mengeluarkan keluhan resmi.

Arab Saudi mengatakan bahwa pihaknya menyampaikan kecaman keras atas pernyataan tersebut.

"Pernyataan ini tidak sesuai dengan norma diplomatik yang paling sederhana dan tidak konsisten dengan hubungan historis antara dua bangsa yang bersaudara," kata pemerintah Saudi dalam sebuah pernyataan.

UEA menyebut pernyataan Wehbe sebagai menghina dan rasis. Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional memanggil Duta Besar Lebanon untuk UEA dan menyerahkan nota protes yang mengecam pernyataan Wehbe.

"Di hadapan semua norma diplomatik dan tidak konsisten dengan hubungan historis antara Lebanon dan semua negara anggota GCC," ujarnya.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More