Tepi Barat Membara, Tiga Orang Tewas dan 71 Terluka Ditembaki Israel
Rabu, 19 Mei 2021 - 11:07 WIB
TEPI BARAT - Tiga pengunjuk rasa Palestina tewas dan 71 orang lainnya cedera saat bentrok yang belum pernah terjadi sebelumnya antara pengunjuk rasa dan pasukan Israel di Tepi Barat.
Situasi Tepi Barat mencekam seiring pemogokan nasional yang diserukan sejak Selasa (18/5).
Para pengunjuk rasa muncul setelah pemogokan umum di Tepi Barat dan wilayah 1948. Protes tersebut mengutuk agresi Israel di wilayah Yerusalem, Masjid al-Aqsa, dan pemboman terus menerus di Gaza sejak pekan lalu.
Jumlah warga Palestina yang tewas di Gaza telah mencapai 213 orang, termasuk 61 anak-anak, dan 36 wanita, hingga 18 Mei.
Di Tepi Barat, 22 warga Palestina telah tewas sejak awal eskalasi pekan lalu.
“Bentrokan terjadi di Betlehem dan kota-kota lain, yang menyebabkan puluhan orang terluka dengan peluru tajam,” ungkap koresponden Al Arabiya.
Permukiman Beit El menjadi saksi bentrokan antara ratusan warga Palestina dan pasukan Israel.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan sebagian besar cedera terjadi akibat peluru tajam, termasuk enam luka parah di bagian leher, perut, dan mata.
Koresponden Al Arabiya melaporkan warga Palestina itu tewas setelah bentrok dengan tentara Israel di dekat Ramallah.
Koresponden sebelumnya mengkonfirmasi tentara Israel dalam keadaan siaga untuk menghadapi demonstrasi Palestina.
Sebagian besar toko komersial dan bank, sekolah, dan lembaga pendidikan telah tutup di Tepi Barat.
Warga Palestina yang berada di wilayah 1948 juga ikut serta dalam pemogokan massal tersebut.
Kelompok pemuda secara online mendesak warga Palestina berpartisipasi dalam pemogokan dan pawai solidaritas untuk Jalur Gaza dan penduduk lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.
Pemerintah Palestina mengizinkan semua karyawan sektor publik untuk berpartisipasi dalam pemogokan dan tidak pergi bekerja.
"Kami meminta karyawan untuk berpartisipasi dalam pemogokan, karena mereka adalah bagian dari rakyat Palestina yang harus mengekspresikan diri," ungkap juru bicara pemerintah Palestina Ibrahim Melhem.
Situasi Tepi Barat mencekam seiring pemogokan nasional yang diserukan sejak Selasa (18/5).
Para pengunjuk rasa muncul setelah pemogokan umum di Tepi Barat dan wilayah 1948. Protes tersebut mengutuk agresi Israel di wilayah Yerusalem, Masjid al-Aqsa, dan pemboman terus menerus di Gaza sejak pekan lalu.
Jumlah warga Palestina yang tewas di Gaza telah mencapai 213 orang, termasuk 61 anak-anak, dan 36 wanita, hingga 18 Mei.
Di Tepi Barat, 22 warga Palestina telah tewas sejak awal eskalasi pekan lalu.
“Bentrokan terjadi di Betlehem dan kota-kota lain, yang menyebabkan puluhan orang terluka dengan peluru tajam,” ungkap koresponden Al Arabiya.
Permukiman Beit El menjadi saksi bentrokan antara ratusan warga Palestina dan pasukan Israel.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan sebagian besar cedera terjadi akibat peluru tajam, termasuk enam luka parah di bagian leher, perut, dan mata.
Koresponden Al Arabiya melaporkan warga Palestina itu tewas setelah bentrok dengan tentara Israel di dekat Ramallah.
Koresponden sebelumnya mengkonfirmasi tentara Israel dalam keadaan siaga untuk menghadapi demonstrasi Palestina.
Sebagian besar toko komersial dan bank, sekolah, dan lembaga pendidikan telah tutup di Tepi Barat.
Warga Palestina yang berada di wilayah 1948 juga ikut serta dalam pemogokan massal tersebut.
Kelompok pemuda secara online mendesak warga Palestina berpartisipasi dalam pemogokan dan pawai solidaritas untuk Jalur Gaza dan penduduk lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.
Pemerintah Palestina mengizinkan semua karyawan sektor publik untuk berpartisipasi dalam pemogokan dan tidak pergi bekerja.
"Kami meminta karyawan untuk berpartisipasi dalam pemogokan, karena mereka adalah bagian dari rakyat Palestina yang harus mengekspresikan diri," ungkap juru bicara pemerintah Palestina Ibrahim Melhem.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda