Turki Usulkan Pasukan Internasional Lindungi Rakyat Palestina
Selasa, 18 Mei 2021 - 06:31 WIB
ANKARA - Turki menyeru kekuatan internasional melindungi Palestina saat serangan militer Israel terhadap Jalur Gaza terus berlangsung.
Sebanyak 200 warga Palestina telah tewas akibat agresi Israel sejak Senin lalu, termasuk 58 anak-anak. Ratusan orang lainnya terluka.
Pada pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI), negara-negara anggota seperti Arab Saudi, Malaysia dan Pakistan mengulangi kecaman mereka atas tindakan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur dan kejahatan perang yang telah dilakukan selama sepekan terakhir di wilayah yang terkepung, Jalur Gaza.
Turki mengusulkan pembentukan satu "mekanisme perlindungan internasional" untuk rakyat Palestina di wilayah yang diduduki Israel secara ilegal.
"Upaya ini juga harus mencakup perlindungan fisik melalui pembentukan pasukan perlindungan internasional dengan kontribusi militer dan keuangan dari negara-negara yang bersedia," ungkap Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada para delegasi OKI.
Cavusoglu meminta OKI dan komunitas internasional membela keadilan dan kemanusiaan.
"Seharusnya tidak ada pertimbangan lain. Ini saatnya menunjukkan persatuan dan ketegasan kita. Umat Islam di dunia mengharapkan OKI menunjukkan kepemimpinan dan keberanian. Turki siap mengambil tindakan apa pun yang diperlukan," tambah dia.
Meskipun rincian kekuatan dan mekanisme internasional semacam itu tidak dibahas, Cavusoglu meyakinkan OKI bahwa hal itu sejalan dengan resolusi Majelis Umum PBB tahun 2018, yang memberinya legitimasi di bawah hukum internasional.
Pernyataan menlu Turki itu menggemakan gagasan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang dia ajukan dalam panggilan telepon ke Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu.
Erdogan menekankan perlunya mengirim "pasukan perlindungan internasional ke kawasan itu untuk melindungi warga sipil Palestina" dan bertindak sebagai "pencegah".
Dia juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk terlibat dan "memberikan pesan yang jelas kepada Israel untuk menghentikan serangan sebelum (krisis) berkembang lebih jauh."
Sebanyak 200 warga Palestina telah tewas akibat agresi Israel sejak Senin lalu, termasuk 58 anak-anak. Ratusan orang lainnya terluka.
Pada pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI), negara-negara anggota seperti Arab Saudi, Malaysia dan Pakistan mengulangi kecaman mereka atas tindakan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur dan kejahatan perang yang telah dilakukan selama sepekan terakhir di wilayah yang terkepung, Jalur Gaza.
Turki mengusulkan pembentukan satu "mekanisme perlindungan internasional" untuk rakyat Palestina di wilayah yang diduduki Israel secara ilegal.
"Upaya ini juga harus mencakup perlindungan fisik melalui pembentukan pasukan perlindungan internasional dengan kontribusi militer dan keuangan dari negara-negara yang bersedia," ungkap Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada para delegasi OKI.
Cavusoglu meminta OKI dan komunitas internasional membela keadilan dan kemanusiaan.
"Seharusnya tidak ada pertimbangan lain. Ini saatnya menunjukkan persatuan dan ketegasan kita. Umat Islam di dunia mengharapkan OKI menunjukkan kepemimpinan dan keberanian. Turki siap mengambil tindakan apa pun yang diperlukan," tambah dia.
Meskipun rincian kekuatan dan mekanisme internasional semacam itu tidak dibahas, Cavusoglu meyakinkan OKI bahwa hal itu sejalan dengan resolusi Majelis Umum PBB tahun 2018, yang memberinya legitimasi di bawah hukum internasional.
Pernyataan menlu Turki itu menggemakan gagasan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang dia ajukan dalam panggilan telepon ke Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu.
Erdogan menekankan perlunya mengirim "pasukan perlindungan internasional ke kawasan itu untuk melindungi warga sipil Palestina" dan bertindak sebagai "pencegah".
Dia juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk terlibat dan "memberikan pesan yang jelas kepada Israel untuk menghentikan serangan sebelum (krisis) berkembang lebih jauh."
(sya)
tulis komentar anda