Bikin Kisruh karena Dukung Israel, Rakyat Kuwait Tuntut Dubes Ceko Diusir
Selasa, 18 Mei 2021 - 04:31 WIB
KUWAIT - Pemerintah Kuwait memanggil Duta Besar (Dubes) Republik Ceko Martin Dvorak pada Senin (17/5) setelah posting media sosial yang menunjukkan dia mendukung Israel memicu kritik nasional.
Ini terjadi ketika serangan udara Israel terus menghantam Jalur Gaza dalam sepekan agresi Zionis yang telah menewaskan lebih dari 200 orang, sebagian besar warga sipil Palestina.
Martin Dvorak mengunggah di akun Instagram pribadinya gambar dirinya, dengan bendera Israel, dengan pernyataan yang berbunyi, "Saya mendukung Israel."
Pada Senin (17/5), dia menghapus postingan tersebut dan mengeluarkan surat permintaan maaf yang mengatakan bahwa dia "sangat menyesal."
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Kuwait menyatakan pihaknya memanggil duta besar hari itu untuk menegaskan, “Penolakan mutlak atas tindakannya yang bertentangan dengan sifat posisi diplomatiknya.”
Dikatakan dalam pernyataan bahwa, “Kementerian Luar Negeri Kuwait dengan tegas menolak dan sangat tidak menyetujui retorika Dvorak di akun Instagram pribadinya.”
Dvorak mengatakan dalam surat pernyataan yang diunggah di akun Twitter Kedutaan Besar Ceko bahwa, “Saya sangat tidak sensitif terhadap perasaan banyak teman dekat saya di Kuwait dan Muslim, dan saya ingin meminta maaf kepada mereka, serta semua orang Kuwait dan Palestina, dan kepada siapa pun yang merasa dirugikan dengan ini."
Ribuan rakyat Kuwait menggunakan media sosial untuk mengungkapkan ketidakpuasan mereka.
Beberapa di antaranya menyerukan pengusiran Dvorak dari Kuwait, bersama dengan tagar #FreePalestine.
“Tidaklah cukup meminta maaf. Duta besar harus diusir,” tegas salah satu pengguna Twitter.
Yang lain berkomentar di akun Instagram duta besar, mengatakan, "Berpikirlah dua kali sebelum Anda mendukung negara yang membunuh anak-anak."
“Anda tidak diterima di Kuwait dan Anda memalukan,” ungkap warga Kuwait yang lain.
Dalam sepekan terakhir, warga Kuwait telah menggelar banyak protes untuk mendukung rakyat Palestina. Demonstrasi lain diperkirakan berlangsung dalam pekan ini.
Serangan udara Israel yang terus digelar pada Senin, sehari setelah 42 warga Palestina di Gaza, termasuk delapan anak-anak dan dua dokter, tewas dalam jumlah kematian harian terburuk di Gaza sejak pemboman dimulai.
Secara total, 200 warga Palestina telah tewas di Gaza, termasuk 58 anak-anak, dan lebih dari 1.200 orang terluka sejak Israel melancarkan kampanye udaranya melawan Hamas pada 10 Mei setelah kelompok itu menembakkan roket.
Di Israel, 10 orang, termasuk satu anak, tewas dan 294 orang luka-luka akibat tembakan roket yang diluncurkan kelompok pejuang di Gaza.
Ini terjadi ketika serangan udara Israel terus menghantam Jalur Gaza dalam sepekan agresi Zionis yang telah menewaskan lebih dari 200 orang, sebagian besar warga sipil Palestina.
Martin Dvorak mengunggah di akun Instagram pribadinya gambar dirinya, dengan bendera Israel, dengan pernyataan yang berbunyi, "Saya mendukung Israel."
Pada Senin (17/5), dia menghapus postingan tersebut dan mengeluarkan surat permintaan maaf yang mengatakan bahwa dia "sangat menyesal."
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Kuwait menyatakan pihaknya memanggil duta besar hari itu untuk menegaskan, “Penolakan mutlak atas tindakannya yang bertentangan dengan sifat posisi diplomatiknya.”
Dikatakan dalam pernyataan bahwa, “Kementerian Luar Negeri Kuwait dengan tegas menolak dan sangat tidak menyetujui retorika Dvorak di akun Instagram pribadinya.”
Dvorak mengatakan dalam surat pernyataan yang diunggah di akun Twitter Kedutaan Besar Ceko bahwa, “Saya sangat tidak sensitif terhadap perasaan banyak teman dekat saya di Kuwait dan Muslim, dan saya ingin meminta maaf kepada mereka, serta semua orang Kuwait dan Palestina, dan kepada siapa pun yang merasa dirugikan dengan ini."
Ribuan rakyat Kuwait menggunakan media sosial untuk mengungkapkan ketidakpuasan mereka.
Beberapa di antaranya menyerukan pengusiran Dvorak dari Kuwait, bersama dengan tagar #FreePalestine.
“Tidaklah cukup meminta maaf. Duta besar harus diusir,” tegas salah satu pengguna Twitter.
Yang lain berkomentar di akun Instagram duta besar, mengatakan, "Berpikirlah dua kali sebelum Anda mendukung negara yang membunuh anak-anak."
“Anda tidak diterima di Kuwait dan Anda memalukan,” ungkap warga Kuwait yang lain.
Dalam sepekan terakhir, warga Kuwait telah menggelar banyak protes untuk mendukung rakyat Palestina. Demonstrasi lain diperkirakan berlangsung dalam pekan ini.
Serangan udara Israel yang terus digelar pada Senin, sehari setelah 42 warga Palestina di Gaza, termasuk delapan anak-anak dan dua dokter, tewas dalam jumlah kematian harian terburuk di Gaza sejak pemboman dimulai.
Secara total, 200 warga Palestina telah tewas di Gaza, termasuk 58 anak-anak, dan lebih dari 1.200 orang terluka sejak Israel melancarkan kampanye udaranya melawan Hamas pada 10 Mei setelah kelompok itu menembakkan roket.
Di Israel, 10 orang, termasuk satu anak, tewas dan 294 orang luka-luka akibat tembakan roket yang diluncurkan kelompok pejuang di Gaza.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda