Israel Juga Gempur Gaza dari Darat, Perang Semakin Besar
Jum'at, 14 Mei 2021 - 06:39 WIB
GAZA - Israel kini tak hanya menggempur Jalur Gaza, Palestina , dengan serangan udara, tapi juga dengan serangan darat. Bergabungnya Angkatan Udara dan Angkatan Darat rezim Zionis ini membuat perang yang telah berkobar semakin besar dan meluas.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak membenarkan atau menyangkal apakah ada tentara Angkatan Darat yang benar-benar menyeberang ke kantong Palestina.
“Angkatan Udara dan Darat IDF sekarang menyerang Jalur Gaza. Rincian lebih lanjut akan datang," kata IDF dalam pengumuman di Twitter, Jumat (14/5/2021).
Media Israel, Kan 11, melaporkan artileri, tank, dan infanteri ditembakkan ke Jalur Gaza tetapi belum melewati batasnya.
Paula Slier, jurnalis dari Russia Today juga melaporkan bahwa unit artileri dari Brigade Golani Israel menembak ke Gaza dari perbatasan, tapi belum menyeberang.
"Saya mengatakan bahwa kami akan meminta harga yang sangat mahal dari Hamas," kata Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tak lama setelah pengumuman IDF.
“Kami sedang melakukannya dan akan terus melakukannya dengan intensitas tinggi. Ini bukan kata terakhir dan operasi ini akan berlanjut selama diperlukan," ujarnya.
Juru bicara IDF, Letnan Kolonel Jonathan Conricus, juga mengonfirmasi bahwa tentara Angkatan Darat Israel telah dikerahkan ke perbatasan dengan daerah kantong Palestina pada hari Kamis. "Mereka berada dalam berbagai tahap persiapan operasi darat," katanya.
"IDF memiliki sebuah markas divisi dan tiga brigade manuver di Gaza mempersiapkan diri mereka untuk situasi itu dan untuk berbagai kemungkinan," ujarnya.
Pesawat tak berawak Israel, helikopter dan jet tempur telah menyerang Jalur Gaza sejak Senin, setelah kelompok militan Palestina; Hamas dan Jihad Islam Palestina, mulai menembakkan roket, rudal dan mortir ke Israel.
Kelompok-kelompok itu mengatakan tindakan mereka adalah pembalasan atas penggusuran paksa Israel terhadap warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem dan penindasan terhadap pengunjuk rasa di Masjid Al-Aqsa.
Hamas dan Jihad Islam Palestina mengeklaim telah meluncurkan lebih dari 1.500 roket ke kota-kota Israel selatan dan tengah sejak 10 Mei. Pada hari Kamis, tiga roket juga ditembakkan dari dalam Lebanon, ke utara Israel.
Enam orang Israel telah tewas sejauh ini, termasuk satu tentara IDF dan seorang anak laki-laki berusia enam tahun.
Sedangkan pejabat kesehatan di Gaza mengatakan bahwa lebih dari 100 warga Palestina, termasuk 27 anak-anak, telah menjadi korban tewas dalam serangan Israel hingga hari Kamis, sementara hampir 600 orang lainnya terluka.
Israel telah membom lebih dari 650 sasaran di Gaza, menghancurkan beberapa gedung bertingkat tinggi di daerah kantong berpenduduk padat Palestina. IDF mengatakan serangannya telah menewaskan puluhan militan, termasuk beberapa komandan tinggi Hamas.
Terakhir kali Angkatan Darat IDF memasuki Gaza adalah pada tahun 2014, selama tujuh minggu Operation Protective Edge. Ada juga serangan tiga minggu pada akhir 2008, hingga 2009.
Jalur Gaza telah di bawah kendali Hamas—sebuah organisasi militan Palestina—sejak pemilu lokal tahun 2007, dua tahun setelah Israel mengumumkan penarikan sepihak pasukan dan permukiman dari jalur tersebut.
Gaza adalah bagian dari Palestine Mandate asli yang dianeksasi oleh Mesir setelah Israel mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1948. Gaza diduduki oleh pasukan Israel selama Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak membenarkan atau menyangkal apakah ada tentara Angkatan Darat yang benar-benar menyeberang ke kantong Palestina.
“Angkatan Udara dan Darat IDF sekarang menyerang Jalur Gaza. Rincian lebih lanjut akan datang," kata IDF dalam pengumuman di Twitter, Jumat (14/5/2021).
Media Israel, Kan 11, melaporkan artileri, tank, dan infanteri ditembakkan ke Jalur Gaza tetapi belum melewati batasnya.
Paula Slier, jurnalis dari Russia Today juga melaporkan bahwa unit artileri dari Brigade Golani Israel menembak ke Gaza dari perbatasan, tapi belum menyeberang.
"Saya mengatakan bahwa kami akan meminta harga yang sangat mahal dari Hamas," kata Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tak lama setelah pengumuman IDF.
“Kami sedang melakukannya dan akan terus melakukannya dengan intensitas tinggi. Ini bukan kata terakhir dan operasi ini akan berlanjut selama diperlukan," ujarnya.
Juru bicara IDF, Letnan Kolonel Jonathan Conricus, juga mengonfirmasi bahwa tentara Angkatan Darat Israel telah dikerahkan ke perbatasan dengan daerah kantong Palestina pada hari Kamis. "Mereka berada dalam berbagai tahap persiapan operasi darat," katanya.
"IDF memiliki sebuah markas divisi dan tiga brigade manuver di Gaza mempersiapkan diri mereka untuk situasi itu dan untuk berbagai kemungkinan," ujarnya.
Pesawat tak berawak Israel, helikopter dan jet tempur telah menyerang Jalur Gaza sejak Senin, setelah kelompok militan Palestina; Hamas dan Jihad Islam Palestina, mulai menembakkan roket, rudal dan mortir ke Israel.
Kelompok-kelompok itu mengatakan tindakan mereka adalah pembalasan atas penggusuran paksa Israel terhadap warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem dan penindasan terhadap pengunjuk rasa di Masjid Al-Aqsa.
Hamas dan Jihad Islam Palestina mengeklaim telah meluncurkan lebih dari 1.500 roket ke kota-kota Israel selatan dan tengah sejak 10 Mei. Pada hari Kamis, tiga roket juga ditembakkan dari dalam Lebanon, ke utara Israel.
Enam orang Israel telah tewas sejauh ini, termasuk satu tentara IDF dan seorang anak laki-laki berusia enam tahun.
Sedangkan pejabat kesehatan di Gaza mengatakan bahwa lebih dari 100 warga Palestina, termasuk 27 anak-anak, telah menjadi korban tewas dalam serangan Israel hingga hari Kamis, sementara hampir 600 orang lainnya terluka.
Israel telah membom lebih dari 650 sasaran di Gaza, menghancurkan beberapa gedung bertingkat tinggi di daerah kantong berpenduduk padat Palestina. IDF mengatakan serangannya telah menewaskan puluhan militan, termasuk beberapa komandan tinggi Hamas.
Terakhir kali Angkatan Darat IDF memasuki Gaza adalah pada tahun 2014, selama tujuh minggu Operation Protective Edge. Ada juga serangan tiga minggu pada akhir 2008, hingga 2009.
Jalur Gaza telah di bawah kendali Hamas—sebuah organisasi militan Palestina—sejak pemilu lokal tahun 2007, dua tahun setelah Israel mengumumkan penarikan sepihak pasukan dan permukiman dari jalur tersebut.
Gaza adalah bagian dari Palestine Mandate asli yang dianeksasi oleh Mesir setelah Israel mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1948. Gaza diduduki oleh pasukan Israel selama Perang Enam Hari pada tahun 1967.
(min)
tulis komentar anda