AS Blokir Pernyataan DK PBB Soal Aksi Kekerasan Israel di Yerusalem
Selasa, 11 Mei 2021 - 19:12 WIB
NEW YORK - Sebagian besar negara anggota Dewan Keamanan (DK) PBB bertekad untuk mengeluarkan pernyataan terkait bentrokan yang sedang berlangsung antara Palestina dan Israel di Yerusalem meskipun di tentang oleh Amerika Serikat (AS).
DK PBB yang beranggotakan 15 negara melakukan pertemuan tertutup ketika aksi kekerasan meluas dari Masjid al-Aqsa dengan roket yang ditembakkan oleh kelompok gerakan Islam Hamas dan pasukan Israel.
Ketegangan dimulai minggu lalu setelah pasukan Israel berbaris melalui Sheikh Jarrah di Yerusalem, dan pemukim Israel terlihat berusaha mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka. Pengadilan Israel sebelumnya telah memutuskan bahwa warga Palestina harus diusir, tetapi Mahkamah Agung Tel Aviv telah menunda keputusan atas keputusan tersebut.
Senin bisa dibilang menjadi hari paling kejam karena ratusan roket ditembakkan ke Israel sebelum serangan udara Israel di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk sembilan anak-anak.
"Anggota DK PBB bertemu untuk membahas draf pernyataan yang diusulkan oleh Tunisia dan Norwegia serta didukung oleh China," kata para diplomat yang berpartisipasi dalam pertemuan itu seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (11/5/2021).
Tetapi tidak ada pernyataan yang dikeluarkan karena keberatan dari AS, yang mengatakan langkah seperti itu akan semakin memperumit masalah, menurut seorang diplomat senior Barat.
Meski demikian, mayoritas negara anggota lainnya yang ikut serta dalam pertemuan itu menekankan perlunya mengeluarkan resolusi tentang perkembangan terkini.
Pemerintahan Biden telah mengeluarkan beberapa pernyataan tegas yang mengkritik penggusuran Sheikh Jarrah sementara juga menyuarakan dukungan untuk hak Israel mempertahankan diri dari serangan roket.
DK PBB yang beranggotakan 15 negara melakukan pertemuan tertutup ketika aksi kekerasan meluas dari Masjid al-Aqsa dengan roket yang ditembakkan oleh kelompok gerakan Islam Hamas dan pasukan Israel.
Ketegangan dimulai minggu lalu setelah pasukan Israel berbaris melalui Sheikh Jarrah di Yerusalem, dan pemukim Israel terlihat berusaha mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka. Pengadilan Israel sebelumnya telah memutuskan bahwa warga Palestina harus diusir, tetapi Mahkamah Agung Tel Aviv telah menunda keputusan atas keputusan tersebut.
Senin bisa dibilang menjadi hari paling kejam karena ratusan roket ditembakkan ke Israel sebelum serangan udara Israel di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk sembilan anak-anak.
"Anggota DK PBB bertemu untuk membahas draf pernyataan yang diusulkan oleh Tunisia dan Norwegia serta didukung oleh China," kata para diplomat yang berpartisipasi dalam pertemuan itu seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (11/5/2021).
Tetapi tidak ada pernyataan yang dikeluarkan karena keberatan dari AS, yang mengatakan langkah seperti itu akan semakin memperumit masalah, menurut seorang diplomat senior Barat.
Meski demikian, mayoritas negara anggota lainnya yang ikut serta dalam pertemuan itu menekankan perlunya mengeluarkan resolusi tentang perkembangan terkini.
Pemerintahan Biden telah mengeluarkan beberapa pernyataan tegas yang mengkritik penggusuran Sheikh Jarrah sementara juga menyuarakan dukungan untuk hak Israel mempertahankan diri dari serangan roket.
tulis komentar anda