Iran Desak PBB Kutuk 'Kejahatan Perang' Israel di Yerusalem
Minggu, 09 Mei 2021 - 02:02 WIB
Ancaman penggusuran telah membayangi empat keluarga Palestina yang rumahnya diklaim oleh para pemukim Yahudi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (7/5) meminta Israel mengakhiri penggusuran paksa di Yerusalem timur yang dicaplok.
PBB memperingatkan tindakan Israel dapat dianggap sebagai "kejahatan perang."
Kerusuhan Jumat terjadi pada Hari Yerusalem yang merupakan solidaritas tahunan untuk Palestina yang diperingati oleh Iran dan sekutunya di sekitar wilayah tersebut.
Dalam pidatonya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut, “Israel bukan negara, tapi basis teroris.”
Dia menekankan, "Memerangi rezim lalim ini adalah tugas semua orang."
Dukungan untuk perjuangan Palestina telah menjadi pilar kebijakan luar negeri Iran sejak revolusi Islam 1979. Iran dan sekutunya dianggap oleh Israel sebagai musuh terbesarnya.
Israel menduduki Yerusalem timur selama Perang Enam Hari pada 1967 dan kemudian mencaploknya. Tindakan itu tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (7/5) meminta Israel mengakhiri penggusuran paksa di Yerusalem timur yang dicaplok.
PBB memperingatkan tindakan Israel dapat dianggap sebagai "kejahatan perang."
Kerusuhan Jumat terjadi pada Hari Yerusalem yang merupakan solidaritas tahunan untuk Palestina yang diperingati oleh Iran dan sekutunya di sekitar wilayah tersebut.
Dalam pidatonya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut, “Israel bukan negara, tapi basis teroris.”
Dia menekankan, "Memerangi rezim lalim ini adalah tugas semua orang."
Dukungan untuk perjuangan Palestina telah menjadi pilar kebijakan luar negeri Iran sejak revolusi Islam 1979. Iran dan sekutunya dianggap oleh Israel sebagai musuh terbesarnya.
Israel menduduki Yerusalem timur selama Perang Enam Hari pada 1967 dan kemudian mencaploknya. Tindakan itu tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(sya)
tulis komentar anda