Dirantai dan Dikunci di Kandang oleh Bapaknya, Bocah Mati Kelaparan
Jum'at, 07 Mei 2021 - 20:02 WIB
FARAJ ALLAH - Seorang bocah perempuan berusia enam tahun mati kelaparan setelah bapaknya mengikat dan menguncinya di dalam kandang.
Bocah bernama Nahla Al-Othman itu meninggal di kamp Faraj Allah, Idlib, Suriah , karena hepatitis, kelaparan dan kehausan.
Bapaknya rupanya telah memukulinya, kemudian mengikatnya dan menguncinya di dalam kandang, di mana dia diabaikan dan dibiarkan tanpa makanan.
Foto Nahla sudah beredar luas di media sosial. Kematiannya telah memicu reaksi kemarahan publik yang mengecam kejahatan sang ayah terhadap putrinya.
"Nahla tinggal bersama ayahnya, yang menceraikan ibunya, menikahi wanita lain, dan merantai anak itu di dalam kandang karena dia hiperaktif, padahal dia sehat dan pintar," ungkap wartawan Suriah Ibrahim Tiresi, yang menerbitkan foto anak itu.
“Dia bisa bertahan hidup selama beberapa bulan meski kekurangan makanan dan air. Dia biasa berjalan di kamp yang diikat dengan rantai di depan semua orang, dan berlindung di kandang yang menjadi rumah permanen untuknya,” papar dia.
“Nahla meninggal kemarin akibat malnutrisi, haus, hepatitis, dan penyakit lainnya, sebagai akibat dari kondisi keras yang harus dia tanggung," ujar dia.
Seorang pengguna twitter menyalahkan semua orang yang melihatnya dalam kondisi seperti itu karena tidak melakukan apa pun untuk membantu anak itu.
"Kemanusiaan orang telah mati sebelum anak itu meninggal," komentar yang lain.
Orang ketiga menggambarkan kondisi itu sebagai "kejahatan yang tak terkatakan."
UNICEF telah mengeluarkan peringatan tentang situasi sulit yang dihadapi anak-anak di Suriah.
Terungkap bahwa ada sekitar 4,8 juta anak Suriah yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Save the Children telah memperingatkan potensi krisis kesehatan mental di antara anak-anak Suriah.
“Sekitar satu dari lima anak di bawah usia 18 tahun telah mencoba bunuh diri di kamp-kamp di Suriah,” ungkap laporan Save the Children.
Bocah bernama Nahla Al-Othman itu meninggal di kamp Faraj Allah, Idlib, Suriah , karena hepatitis, kelaparan dan kehausan.
Bapaknya rupanya telah memukulinya, kemudian mengikatnya dan menguncinya di dalam kandang, di mana dia diabaikan dan dibiarkan tanpa makanan.
Foto Nahla sudah beredar luas di media sosial. Kematiannya telah memicu reaksi kemarahan publik yang mengecam kejahatan sang ayah terhadap putrinya.
"Nahla tinggal bersama ayahnya, yang menceraikan ibunya, menikahi wanita lain, dan merantai anak itu di dalam kandang karena dia hiperaktif, padahal dia sehat dan pintar," ungkap wartawan Suriah Ibrahim Tiresi, yang menerbitkan foto anak itu.
“Dia bisa bertahan hidup selama beberapa bulan meski kekurangan makanan dan air. Dia biasa berjalan di kamp yang diikat dengan rantai di depan semua orang, dan berlindung di kandang yang menjadi rumah permanen untuknya,” papar dia.
“Nahla meninggal kemarin akibat malnutrisi, haus, hepatitis, dan penyakit lainnya, sebagai akibat dari kondisi keras yang harus dia tanggung," ujar dia.
Seorang pengguna twitter menyalahkan semua orang yang melihatnya dalam kondisi seperti itu karena tidak melakukan apa pun untuk membantu anak itu.
"Kemanusiaan orang telah mati sebelum anak itu meninggal," komentar yang lain.
Orang ketiga menggambarkan kondisi itu sebagai "kejahatan yang tak terkatakan."
UNICEF telah mengeluarkan peringatan tentang situasi sulit yang dihadapi anak-anak di Suriah.
Terungkap bahwa ada sekitar 4,8 juta anak Suriah yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Save the Children telah memperingatkan potensi krisis kesehatan mental di antara anak-anak Suriah.
“Sekitar satu dari lima anak di bawah usia 18 tahun telah mencoba bunuh diri di kamp-kamp di Suriah,” ungkap laporan Save the Children.
(sya)
tulis komentar anda