Dua Wanita Asia-Amerika Ditikam di Halte Bus San Francisco

Rabu, 05 Mei 2021 - 11:46 WIB
Sebuah studi oleh Center for the Study of Hate in Extremism di Cal State San Bernardino, memeriksa data polisi dari 16 yurisdiksi di seluruh Amerika Serikat, menemukan peningkatan 164 persen dalam laporan kejahatan kebencian anti-Asia pada kuartal pertama 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

New York mengalami peningkatan terbesar yaitu 223 persen, diikuti oleh 140 persen di San Francisco, 80 persen di Los Angeles dan 60 persen di Boston.



Beberapa kota, termasuk Phoenix, Seattle dan Miami, melaporkan tidak ada perubahan, dari tahun ke tahun.

Penulis laporan, Brian Levin, mengatakan yurisdiksi dipilih karena memiliki populasi Asia-Amerika yang besar dan riwayat mengumpulkan data kejahatan kebencian yang dapat diandalkan.

“Ini seperempat tahun dengan hanya 16 yurisdiksi. Mengerikan,” katanya seperti dikutip dari South China Morning Post, Rabu (5/5/2021).

Kejahatan kebencian didefinisikan sebagai tindakan kriminal yang dimotivasi oleh karakteristik seperti ras, agama, atau orientasi seksual. Insiden kebencian tidak naik ke tingkat kriminalitas, tetapi mencakup tindakan seperti penindasan, panggilan nama, dan pelecehan verbal.

Organisasi yang berbasis di California Stop AAPI Hate mengatakan menerima hampir 3.800 laporan serangan terhadap orang Amerika keturunan Asia secara nasional antara 19 Maret 2020 dan 28 Februari 2021. Sekitar 68 persen adalah pelecehan verbal, 21 persen pengucilan dan 11 persen adalah serangan fisik.



Para ahli menunjuk ke sejumlah faktor di balik lonjakan tersebut, termasuk penggunaan bahasa yang distigmatisasi seperti "Kung flu" dan "virus China" selama pandemi. Menurut laporan itu pada Maret 2020, mantan Presiden AS Donald Trump men-tweet frasa "virus China" lebih dari 20 kali.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More