Selandia Baru Sebut Jurang Perbedaan dengan China Semakin Lebar
Senin, 03 Mei 2021 - 14:36 WIB
WELLINGTON - Perbedaan antara Selandia Baru dan China menjadi lebih sulit untuk didamaikan karena peran Beijing di dunia tumbuh dan berubah. Hal itu diungkapkan Perdana Menteri Selandia Baru , Jacinda Ardern.
Komentar itu muncul ketika Selandia Baru menghadapi tekanan dari negara-negara Barat atas keengganannya menggunakan aliansi intelijen dan keamanan Five Eyes untuk mengkritik Beijing.
Dalam pidatonya di China Business Summit di Auckland, Ardern mengatakan ada hal-hal yang tidak bisa dan tidak akan disepakati oleh China, dan Selandia Baru. Tetapi, dia menyebut perbedaan ini tidak perlu menentukan hubungan kedua negara.
“Tidak akan luput dari perhatian siapa pun di sini bahwa seiring peran China di dunia tumbuh dan berubah, perbedaan antara sistem kami - dan kepentingan serta nilai-nilai yang membentuk sistem itu - menjadi semakin sulit untuk didamaikan,” kata Ardern.
“Ini adalah tantangan yang kami, dan banyak negara lain di kawasan Indo Pasifik, tetapi juga di Eropa dan kawasan lain, juga sedang bergulat,” sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (3/5/2021).
China, yang mengambil hampir sepertiga dari ekspor Selandia Baru, menuduh Five Eyes bersekongkol mengeluarkan pernyataan tentang Hong Kong dan perlakuan terhadap etnis Muslim Uighur di Xinjiang.
Duta Besar China untuk Selandia Baru, Wu Xi, memperingatkan bahwa masalah terkait Hong Kong dan Xinjiang adalah urusan dalam negeri China.
“Kami berharap pihak Selandia Baru dapat memiliki tujuan dan posisi yang adil, mematuhi hukum internasional dan tidak mencampuri urusan dalam negeri China sehingga dapat menjaga perkembangan yang baik dari hubungan bilateral kita,” katanya.
Komentar itu muncul ketika Selandia Baru menghadapi tekanan dari negara-negara Barat atas keengganannya menggunakan aliansi intelijen dan keamanan Five Eyes untuk mengkritik Beijing.
Dalam pidatonya di China Business Summit di Auckland, Ardern mengatakan ada hal-hal yang tidak bisa dan tidak akan disepakati oleh China, dan Selandia Baru. Tetapi, dia menyebut perbedaan ini tidak perlu menentukan hubungan kedua negara.
“Tidak akan luput dari perhatian siapa pun di sini bahwa seiring peran China di dunia tumbuh dan berubah, perbedaan antara sistem kami - dan kepentingan serta nilai-nilai yang membentuk sistem itu - menjadi semakin sulit untuk didamaikan,” kata Ardern.
“Ini adalah tantangan yang kami, dan banyak negara lain di kawasan Indo Pasifik, tetapi juga di Eropa dan kawasan lain, juga sedang bergulat,” sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (3/5/2021).
China, yang mengambil hampir sepertiga dari ekspor Selandia Baru, menuduh Five Eyes bersekongkol mengeluarkan pernyataan tentang Hong Kong dan perlakuan terhadap etnis Muslim Uighur di Xinjiang.
Duta Besar China untuk Selandia Baru, Wu Xi, memperingatkan bahwa masalah terkait Hong Kong dan Xinjiang adalah urusan dalam negeri China.
“Kami berharap pihak Selandia Baru dapat memiliki tujuan dan posisi yang adil, mematuhi hukum internasional dan tidak mencampuri urusan dalam negeri China sehingga dapat menjaga perkembangan yang baik dari hubungan bilateral kita,” katanya.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda