Telepon Erdogan, Biden Akan Akui Genosida Armenia oleh Kekaisaran Ottoman
Sabtu, 24 April 2021 - 10:18 WIB
"Jika Amerika Serikat ingin memperburuk hubungan, keputusan ada di tangan mereka," katanya.
Erdogan sendiri pada hari Rabu mengatakan bahwa pemerintahannya akan terus membela kebenaran dalam menghadapi kebohongan "genosida orang Armenia". "Dan mereka yang mendukung fitnah ini dengan perhitungan politik," katanya seperti dikutip Anadolu Agency.
Selama kampanye pemilihan presiden AS tahun lalu, Biden berjanji untuk mengakui "Genosida Armenia" dan menjadikan hak asasi manusia universal sebagai prioritas utama.
Tetap saja, itu bukan kesimpulan awal yang akan digunakan Biden dalam pernyataan resmi. Presiden Barack Obama membuat janji serupa pada tahun 2008. Namun dalam delapan tahun masa jabatannya, ia hanya mengeluarkan pernyataan sederhana yang menyebut peristiwa 1915 sebagai "tragedi", "kekejaman massal" dan "horor"—tetapi bukan genosida.
Pada 2019, kedua majelis Kongres mengadopsi resolusi yang mengakui genosida Armenia. Pemungutan suara itu terjadi di tengah perselisihan mengenai sistem rudal anti-pesawat Rusia yang dibeli Turki dan setelah Turki memulai operasi militer di Suriah, menyusul keputusan Trump untuk secara tiba-tiba menarik pasukan AS dari wilayah yang dikuasai Kurdi.
Awal tahun itu, Erdogan menyalahkan orang-orang Armenia atas peristiwa tahun 1915, mengatakan dalam sebuah posting Twitter; "Relokasi geng-geng Armenia dan pendukung mereka, yang membantai orang-orang Muslim, termasuk wanita dan anak-anak, di Anatolia timur, adalah tindakan yang paling masuk akal, yang dapat diambil dalam periode seperti itu."
Erdogan sendiri pada hari Rabu mengatakan bahwa pemerintahannya akan terus membela kebenaran dalam menghadapi kebohongan "genosida orang Armenia". "Dan mereka yang mendukung fitnah ini dengan perhitungan politik," katanya seperti dikutip Anadolu Agency.
Selama kampanye pemilihan presiden AS tahun lalu, Biden berjanji untuk mengakui "Genosida Armenia" dan menjadikan hak asasi manusia universal sebagai prioritas utama.
Tetap saja, itu bukan kesimpulan awal yang akan digunakan Biden dalam pernyataan resmi. Presiden Barack Obama membuat janji serupa pada tahun 2008. Namun dalam delapan tahun masa jabatannya, ia hanya mengeluarkan pernyataan sederhana yang menyebut peristiwa 1915 sebagai "tragedi", "kekejaman massal" dan "horor"—tetapi bukan genosida.
Pada 2019, kedua majelis Kongres mengadopsi resolusi yang mengakui genosida Armenia. Pemungutan suara itu terjadi di tengah perselisihan mengenai sistem rudal anti-pesawat Rusia yang dibeli Turki dan setelah Turki memulai operasi militer di Suriah, menyusul keputusan Trump untuk secara tiba-tiba menarik pasukan AS dari wilayah yang dikuasai Kurdi.
Awal tahun itu, Erdogan menyalahkan orang-orang Armenia atas peristiwa tahun 1915, mengatakan dalam sebuah posting Twitter; "Relokasi geng-geng Armenia dan pendukung mereka, yang membantai orang-orang Muslim, termasuk wanita dan anak-anak, di Anatolia timur, adalah tindakan yang paling masuk akal, yang dapat diambil dalam periode seperti itu."
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda