Jenderal Junta Militer Myanmar Akan ke Jakarta Picu Protes
Jum'at, 23 April 2021 - 15:58 WIB
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh akan menghadiri pertemuan ASEAN di Jakarta. Namun, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan dia akan diwakili oleh wakilnya, Don Pramudwinai, yang juga merupakan menteri luar negeri.
Pemimpin negara ASEAN lainnya belum mengonfirmasi apakah akan hadir atau tidak.
Tiga sumber yang dikutip Reuters mengatakan Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, akan terbang ke Jakarta dan mengadakan pertemuan di sela-sela KTT ASEAN.
Dia telah berkomunikasi dengan militer Myanmar tetapi tentara tidak mengizinkannya untuk berkunjung.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok aktivis, mengatakan 738 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar sejak kudeta dan 3.300 orang ditahan.
Sebanyak 20 orang lainnya telah dijatuhi hukuman mati dan bersembunyi.
Pada hari Rabu, orang-orang membagikan foto di media sosial yang mengenakan kemeja biru dan mengangkat tangan dengan nama orang yang ditangkap tertulis di atasnya.
Aksi itu merupakan penghormatan kepada aktivis pro-demokrasi Win Tin yang dipenjara oleh militer selama 19 tahun dan meninggal pada tanggal 21 April 2014. Setelah dibebaskan, dia berjanji akan mengenakan kemeja biru hingga semua tahanan politik dibebaskan.
"Silakan angkat suara Anda dan minta pembebasan semua orang yang ditahan secara tidak adil di bawah pemerintahan junta," kata pemimpin protes, Ei Thinzar Maung, di Facebook.
Pekan lalu, politisi pro-demokrasi, termasuk anggota parlemen yang digulingkan, mengumumkan pembentukan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang termasuk Suu Kyi, yang telah ditahan sejak kudeta, serta para pemimpin protes dan etnis minoritas.
Pemimpin negara ASEAN lainnya belum mengonfirmasi apakah akan hadir atau tidak.
Tiga sumber yang dikutip Reuters mengatakan Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, akan terbang ke Jakarta dan mengadakan pertemuan di sela-sela KTT ASEAN.
Dia telah berkomunikasi dengan militer Myanmar tetapi tentara tidak mengizinkannya untuk berkunjung.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok aktivis, mengatakan 738 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar sejak kudeta dan 3.300 orang ditahan.
Sebanyak 20 orang lainnya telah dijatuhi hukuman mati dan bersembunyi.
Pada hari Rabu, orang-orang membagikan foto di media sosial yang mengenakan kemeja biru dan mengangkat tangan dengan nama orang yang ditangkap tertulis di atasnya.
Aksi itu merupakan penghormatan kepada aktivis pro-demokrasi Win Tin yang dipenjara oleh militer selama 19 tahun dan meninggal pada tanggal 21 April 2014. Setelah dibebaskan, dia berjanji akan mengenakan kemeja biru hingga semua tahanan politik dibebaskan.
"Silakan angkat suara Anda dan minta pembebasan semua orang yang ditahan secara tidak adil di bawah pemerintahan junta," kata pemimpin protes, Ei Thinzar Maung, di Facebook.
Pekan lalu, politisi pro-demokrasi, termasuk anggota parlemen yang digulingkan, mengumumkan pembentukan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang termasuk Suu Kyi, yang telah ditahan sejak kudeta, serta para pemimpin protes dan etnis minoritas.
tulis komentar anda