Menlu Turki dan Yunani Bertengkar Saat Konferensi Pers
Sabtu, 17 April 2021 - 16:16 WIB
ANKARA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Yunani Nikos Dendias dan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu bertengkar tentang berbagai masalah saat konferensi pers di Ankara pekan ini.
Mevlut Cavusoglu membuka diskusi dengan komentar yang tampaknya sangat positif yang menyatakan dia percaya perselisihan dengan Yunani dapat diselesaikan melalui dialog yang konstruktif, terutama tentang pengungsi dan masalah Mediterania Timur.
"Adalah kepentingan kami bahwa minoritas di kedua negara hidup damai. Ini akan berdampak positif pada hubungan kita," ungkap Cavusoglu.
Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias, bagaimanapun, menggunakan pidato pembukaannya untuk mengoceh tentang serangkaian keluhan lama terkait Turki.
Ocehan Menlu Yunani termasuk pencarian gas alam di perairan yang diperebutkan dan perlakuan terhadap minoritas Ortodoks Yunani di Turki, serta perselisihan yang sedang berlangsung tentang para migran.
Lihat Infografis: Ukraina Cemas dengan Manuver Militer Rusia di Perbatasan
"Posisi Yunani jelas dan ini bukan pertama kalinya Anda mendengarnya," ujar Dendias kepada Cavusoglu selama momen panas dalam pertengkaran 35 menit itu.
"Jika Anda menuduh negara dan rakyat saya di depan media, saya harus berada dalam posisi untuk menanggapinya," jawab Cavusoglu.
"Jika Anda ingin melanjutkan ketegangan kita, kami bisa. Jika kita saling tuduh di sini, banyak hal yang harus kita ceritakan satu sama lain," papar dia.
Menuduh Turki tidak mematuhi perjanjian 2016 dengan Brussel untuk menerima migran yang mencari perlindungan di Eropa, Dendias mengatakan, "Turki seharusnya tidak mengajarkan pelajaran apa pun kepada Yunani."
Pekan lalu, Athena menuduh Ankara berusaha memprovokasi dengan mencoba mendorong kapal yang membawa migran ke perairan Yunani.
Pemerintah Turki menolak tuduhan ini, dan menambahkan Turki menyelamatkan 231 migran dalam tujuh insiden pada Jumat lalu saja.
Berkenaan dengan minoritas Ortodoks Yunani Turki, Cavusoglu menjelaskan, "Anda tidak mengizinkan minoritas Turki (di Yunani) menyebut diri mereka sendiri Turki. Anda menyebut mereka Muslim. Jika mereka menyebut diri mereka Turki, mereka adalah orang Turki, Anda harus mengakui ini. "
Dendias juga mengungkapkan ketidaksenangan Yunani karena Turki mengubah Hagia Sophia dari museum menjadi masjid tahun lalu.
Mevlut Cavusoglu membuka diskusi dengan komentar yang tampaknya sangat positif yang menyatakan dia percaya perselisihan dengan Yunani dapat diselesaikan melalui dialog yang konstruktif, terutama tentang pengungsi dan masalah Mediterania Timur.
"Adalah kepentingan kami bahwa minoritas di kedua negara hidup damai. Ini akan berdampak positif pada hubungan kita," ungkap Cavusoglu.
Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias, bagaimanapun, menggunakan pidato pembukaannya untuk mengoceh tentang serangkaian keluhan lama terkait Turki.
Ocehan Menlu Yunani termasuk pencarian gas alam di perairan yang diperebutkan dan perlakuan terhadap minoritas Ortodoks Yunani di Turki, serta perselisihan yang sedang berlangsung tentang para migran.
Lihat Infografis: Ukraina Cemas dengan Manuver Militer Rusia di Perbatasan
"Posisi Yunani jelas dan ini bukan pertama kalinya Anda mendengarnya," ujar Dendias kepada Cavusoglu selama momen panas dalam pertengkaran 35 menit itu.
"Jika Anda menuduh negara dan rakyat saya di depan media, saya harus berada dalam posisi untuk menanggapinya," jawab Cavusoglu.
"Jika Anda ingin melanjutkan ketegangan kita, kami bisa. Jika kita saling tuduh di sini, banyak hal yang harus kita ceritakan satu sama lain," papar dia.
Menuduh Turki tidak mematuhi perjanjian 2016 dengan Brussel untuk menerima migran yang mencari perlindungan di Eropa, Dendias mengatakan, "Turki seharusnya tidak mengajarkan pelajaran apa pun kepada Yunani."
Pekan lalu, Athena menuduh Ankara berusaha memprovokasi dengan mencoba mendorong kapal yang membawa migran ke perairan Yunani.
Pemerintah Turki menolak tuduhan ini, dan menambahkan Turki menyelamatkan 231 migran dalam tujuh insiden pada Jumat lalu saja.
Berkenaan dengan minoritas Ortodoks Yunani Turki, Cavusoglu menjelaskan, "Anda tidak mengizinkan minoritas Turki (di Yunani) menyebut diri mereka sendiri Turki. Anda menyebut mereka Muslim. Jika mereka menyebut diri mereka Turki, mereka adalah orang Turki, Anda harus mengakui ini. "
Dendias juga mengungkapkan ketidaksenangan Yunani karena Turki mengubah Hagia Sophia dari museum menjadi masjid tahun lalu.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda