Terungkap, CIA Ingin Habisi Raul Castro Melalui Pilot
Sabtu, 17 April 2021 - 14:08 WIB
WASHINGTON - CIA (Badan Intelijen Pusat) Amerika Serikat (AS) pernah melakukan upaya pembunuhan terhadap salah seorang pemimpin revolusi Kuba, Raul Castro , pada 1960. Badan intelijen Amerika itu menawarkan USD10.000 kepada seorang pilot yang menerbangkan Castro dari Praha ke Havana untuk mengatur kecelakaan udara.
Rencana pembunuhan oleh CIA itu terungkap dari dokumen yang tidak diklasifikasikan yang diterbitkan hari ini (17/4/2021).
Menurut dokumen tersebut pilot Jose Raul Martinez, yang telah direkrut oleh CIA, meminta—dan menerima—jaminan dari badan intelijen tersebut bahwa mereka akan memberikan pendidikan universitas kepada kedua putranya jika dia meninggal selama operasi.
Dokumen diterbitkan oleh lembaga penelitian National Security Archive (Arsip Keamanan Nasional) yang berbasis di Washington.
Setelah Martinez berangkat ke Praha, markas CIA di Amerika Serikat mengatakan kepada stasiun Havana-nya untuk membatalkan misi tersebut.
"Jangan mengejar," bunyi perintah dari markas CIA di AS.
Pada saat itu, pilot sudah tidak dapat dihubungi. Ketika dia kembali ke Kuba, Martinez memberi tahu perekrutnya bahwa dia tidak punya kesempatan untuk mengatur kecelakaan seperti yang telah didiskusikan.
Plot itu terungkap ketika Raul Castro—adik laki-laki mendiang pemimpin revolusioner Fidel Castro—bersiap untuk meninggalkan politik Kuba dengan mundur sebagai kepala Partai Komunis Kuba yang sangat kuat.
Rencana pembunuhan oleh CIA itu terungkap dari dokumen yang tidak diklasifikasikan yang diterbitkan hari ini (17/4/2021).
Menurut dokumen tersebut pilot Jose Raul Martinez, yang telah direkrut oleh CIA, meminta—dan menerima—jaminan dari badan intelijen tersebut bahwa mereka akan memberikan pendidikan universitas kepada kedua putranya jika dia meninggal selama operasi.
Dokumen diterbitkan oleh lembaga penelitian National Security Archive (Arsip Keamanan Nasional) yang berbasis di Washington.
Setelah Martinez berangkat ke Praha, markas CIA di Amerika Serikat mengatakan kepada stasiun Havana-nya untuk membatalkan misi tersebut.
"Jangan mengejar," bunyi perintah dari markas CIA di AS.
Pada saat itu, pilot sudah tidak dapat dihubungi. Ketika dia kembali ke Kuba, Martinez memberi tahu perekrutnya bahwa dia tidak punya kesempatan untuk mengatur kecelakaan seperti yang telah didiskusikan.
Plot itu terungkap ketika Raul Castro—adik laki-laki mendiang pemimpin revolusioner Fidel Castro—bersiap untuk meninggalkan politik Kuba dengan mundur sebagai kepala Partai Komunis Kuba yang sangat kuat.
tulis komentar anda