Jet Tempur KF-21 Resmi Meluncur, Proyek Bersama Korsel-Indonesia
Jum'at, 09 April 2021 - 15:37 WIB
Ketika produksi berjalan meningkat, jet tempur itu juga bisa menggantikan F-16 dan F-15K generasi keempat Korsel, analis Abraham Ait, pemimpin redaksi Majalah Military Watch, menulis di The Diplomat tahun lalu.
Korsel juga mengoperasikan pesawat tempur siluman F-35, menerima pesanan pertama dalam 40 jet pada tahun 2018.
Sementara KF-21 pada akhirnya dapat menggantikan ratusan jet tempur di armada Korsel, burung besi itu juga memiliki potensi ekspor yang signifikan karena label harganya diperkirakan akan jauh lebih rendah daripada jet tempur F-35 yang dijual AS.
"Thailand, Filipina, dan bahkan mungkin Irak bisa menjadi klien utama untuk pesawat tempur tersebut," tulis Ait, mencatat bahwa negara-negara itu semua mengoperasikan jenis pesawat yang sama yang akan diganti oleh KF-21 di armada Korsel. Mereka juga telah menjadi pelanggan untuk pesawat tempur serang ringan FA-50 yang dikembangkan secara lokal.
Jika Seoul berhasil memasarkan KF-21 sebagai produk ekspor, maka tren Korsel akan terus berlanjut. Menurut statistik dari Stockholm International Peace Research Institute, ekspor senjata Seoul 210% lebih tinggi dari 2016 hingga 2020 dibandingkan lima tahun sebelumnya - memberi Korsel pangsa 2,7% dari pasar senjata global dunia.
Juru bicara pemerintah Lim Se-eun pada Kamis kemarin mengatakan, Korsel berencana untuk membangun kemampuan pengawasan dan pengintaiannya sendiri, kemampuan peperangan elektronik, meningkatkan pertahanan udaranya, membangun senjata berpemandu yang lebih kuat, dan mengamankan sistem navigasi satelit independen dan kemampuan perang ruang angkasa - semua dengan tujuan berada di tujuh negara teratas dalam industri penerbangan global pada tahun 2030.
Korsel juga mengoperasikan pesawat tempur siluman F-35, menerima pesanan pertama dalam 40 jet pada tahun 2018.
Sementara KF-21 pada akhirnya dapat menggantikan ratusan jet tempur di armada Korsel, burung besi itu juga memiliki potensi ekspor yang signifikan karena label harganya diperkirakan akan jauh lebih rendah daripada jet tempur F-35 yang dijual AS.
"Thailand, Filipina, dan bahkan mungkin Irak bisa menjadi klien utama untuk pesawat tempur tersebut," tulis Ait, mencatat bahwa negara-negara itu semua mengoperasikan jenis pesawat yang sama yang akan diganti oleh KF-21 di armada Korsel. Mereka juga telah menjadi pelanggan untuk pesawat tempur serang ringan FA-50 yang dikembangkan secara lokal.
Jika Seoul berhasil memasarkan KF-21 sebagai produk ekspor, maka tren Korsel akan terus berlanjut. Menurut statistik dari Stockholm International Peace Research Institute, ekspor senjata Seoul 210% lebih tinggi dari 2016 hingga 2020 dibandingkan lima tahun sebelumnya - memberi Korsel pangsa 2,7% dari pasar senjata global dunia.
Juru bicara pemerintah Lim Se-eun pada Kamis kemarin mengatakan, Korsel berencana untuk membangun kemampuan pengawasan dan pengintaiannya sendiri, kemampuan peperangan elektronik, meningkatkan pertahanan udaranya, membangun senjata berpemandu yang lebih kuat, dan mengamankan sistem navigasi satelit independen dan kemampuan perang ruang angkasa - semua dengan tujuan berada di tujuh negara teratas dalam industri penerbangan global pada tahun 2030.
(ian)
tulis komentar anda