Bos Mossad Bakal Sambangi AS untuk Beberkan Bukti yang Beratkan Iran
Jum'at, 09 April 2021 - 00:21 WIB
TEL AVIV - Kepala Mossad Yossi Cohen akan mengunjungi Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari ke depan untuk bertemu pejabat tinggi di Gedung Putih dan komunitas intelijen Amerika. Bos intelijen Israel itu akan beberkan bukti yang memberatkan Iran agar Amerika
batal bergabung lagi ke JCPOA 2015.
Laporan rencana perjalanan Yossie Cohen ke Washington dibocorkan media Israel, Channel 13, Kamis (8/4/2021).
Jika terealisasi, ini akan menjadi kunjungan tingkat tinggi pertama oleh seorang pejabat Israel sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari lalu.
Laporan Channel 13 mengatakan Israel sedang mencoba mengatur pertemuan antara Cohen dan Biden.
"Cohen akan menyajikan bukti bahwa Iran berbohong dan menyembunyikan rincian tentang program nuklirnya dari dunia," tulis media Israel tersebut.
Taktik Mossad—badan intelijen Israel untuk operasi luar negeri—ini pernah dilakukan untuk memengaruhi Presiden Donald Trump tahun 2018 yang akhirnya membuat Amerika keluar dari perjanjian nuklir Iran 2015 yang nama resminya Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Saat itu, Mossad mengeklaim mencuri arsip dokumen nuklir Iran dalam operasi rahasia yang dipamerkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Arsip yang menggambarkan rencana Iran membuat bom nuklir itu membuat Trump mengeluarkan AS dari JCPOA 2015.
JCPOA diteken Iran dengan enam negara kekuatan dunia—AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China tahun 2015 atau era Presiden Barack Obama. Dalam JCPOA tersebut, Iran bersedia mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional terhadap Teheran.
Lantaran AS keluar dari JCPOA pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi-sanksinya terhadap Teheran, Iran pun melanggar sejumlah ketentuannya dalam JCPOA.
Biden, sejak menjabat sebagai presiden AS Januari lalu, berjanji akan mengembalikan Amerika ke JCPOA dengan meminta Iran mematuhi perjanjian seperti sedia kala. Sebaliknya, Teheran menuntut Washington mencabut terlebih dahulu semua sanksinya.
batal bergabung lagi ke JCPOA 2015.
Laporan rencana perjalanan Yossie Cohen ke Washington dibocorkan media Israel, Channel 13, Kamis (8/4/2021).
Jika terealisasi, ini akan menjadi kunjungan tingkat tinggi pertama oleh seorang pejabat Israel sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari lalu.
Laporan Channel 13 mengatakan Israel sedang mencoba mengatur pertemuan antara Cohen dan Biden.
"Cohen akan menyajikan bukti bahwa Iran berbohong dan menyembunyikan rincian tentang program nuklirnya dari dunia," tulis media Israel tersebut.
Taktik Mossad—badan intelijen Israel untuk operasi luar negeri—ini pernah dilakukan untuk memengaruhi Presiden Donald Trump tahun 2018 yang akhirnya membuat Amerika keluar dari perjanjian nuklir Iran 2015 yang nama resminya Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Saat itu, Mossad mengeklaim mencuri arsip dokumen nuklir Iran dalam operasi rahasia yang dipamerkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Arsip yang menggambarkan rencana Iran membuat bom nuklir itu membuat Trump mengeluarkan AS dari JCPOA 2015.
JCPOA diteken Iran dengan enam negara kekuatan dunia—AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China tahun 2015 atau era Presiden Barack Obama. Dalam JCPOA tersebut, Iran bersedia mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional terhadap Teheran.
Lantaran AS keluar dari JCPOA pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi-sanksinya terhadap Teheran, Iran pun melanggar sejumlah ketentuannya dalam JCPOA.
Baca Juga
Biden, sejak menjabat sebagai presiden AS Januari lalu, berjanji akan mengembalikan Amerika ke JCPOA dengan meminta Iran mematuhi perjanjian seperti sedia kala. Sebaliknya, Teheran menuntut Washington mencabut terlebih dahulu semua sanksinya.
(min)
tulis komentar anda