Tensi dengan Rusia Memanas, Ukraina Ngebet Diangkat Jadi Anggota NATO
Selasa, 06 April 2021 - 20:31 WIB
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak NATO untuk mempercepat keanggotaan negaranya dalam aliansi bentukan Amerika Serikat (AS) itu. Zelensky mengatakan itu adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri pertempuran dengan separatis pro-Rusia.
Zelensky telah berbicara dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg setelah peningkatan bentrokan dan gerakan militer Rusia di perbatasan menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik separatis di timur Ukraina.
Dalam tweet setelah panggilan telepon, Zelensky mengatakan sudah waktunya bagi NATO untuk bergerak maju dengan keinginan lama Ukraina untuk menjadi anggota.
Dia mengatakan Kiev berkomitmen untuk reformasi pertahanan yang diminta oleh aliansi itu untuk keanggotaan.
"Tapi reformasi saja tidak akan menghentikan Rusia," kata Zelensky, yang pemerintahnya berharap akan diundang tahun ini untuk bergabung dengan Rencana Aksi Keanggotaan NATO (MAP).
"NATO adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri perang di Donbas. PETA Ukraina akan menjadi sinyal nyata bagi Rusia," imbuhnya seperti dikutip dari TRT, Selasa (6/4/2021).
Sementara itu Stoltenberg mengatakan, dia telah menelepon Zelensky untuk mengungkapkan keprihatinan serius tentang kegiatan militer Rusia di dan sekitar Ukraina serta pelanggaran gencatan senjata yang sedang berlangsung.
"NATO dengan tegas mendukung kedaulatan Ukraina sebagai integritas teritorial. Kami tetap berkomitmen untuk kemitraan erat kami," katanya.
AS dan Inggris juga telah menyatakan solidaritas mereka, dengan Pentagon pekan lalu mengatakan pasukan AS di Eropa telah meningkatkan status siaga mereka.
Pekan lalu Pentagon mengatakan pasukan AS di Eropa telah meningkatkan status siaga mereka menyusul eskalasi agresi Rusia baru-baru ini di timur Ukraina.
Rusia dilaporkan telah mengumpulkan pasukan dan memindahkan tank-tank tempurnya di dekat perbatasan Ukraina dalam beberapa hari terakhir. Manuver Moskow itu terjadi karena gencatan senjata di Ukraina timur terlihat semakin goyah.
Juli tahun lalu, semua pihak yang berkonflik di timur Ukraina menyetujui gencatan senjata di wilayah Donbass. Tetapi mulai pertengahan Februari lalu, pertempuran yang meningkat semakin merusak perdamaian yang sudah rapuh di wilayah tersebut.
Sejak 2014, setidaknya 13.000 orang tewas dalam konflik yang sedang berlangsung di wilayah timur Ukraina.
Zelensky telah berbicara dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg setelah peningkatan bentrokan dan gerakan militer Rusia di perbatasan menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik separatis di timur Ukraina.
Dalam tweet setelah panggilan telepon, Zelensky mengatakan sudah waktunya bagi NATO untuk bergerak maju dengan keinginan lama Ukraina untuk menjadi anggota.
Dia mengatakan Kiev berkomitmen untuk reformasi pertahanan yang diminta oleh aliansi itu untuk keanggotaan.
"Tapi reformasi saja tidak akan menghentikan Rusia," kata Zelensky, yang pemerintahnya berharap akan diundang tahun ini untuk bergabung dengan Rencana Aksi Keanggotaan NATO (MAP).
"NATO adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri perang di Donbas. PETA Ukraina akan menjadi sinyal nyata bagi Rusia," imbuhnya seperti dikutip dari TRT, Selasa (6/4/2021).
Sementara itu Stoltenberg mengatakan, dia telah menelepon Zelensky untuk mengungkapkan keprihatinan serius tentang kegiatan militer Rusia di dan sekitar Ukraina serta pelanggaran gencatan senjata yang sedang berlangsung.
"NATO dengan tegas mendukung kedaulatan Ukraina sebagai integritas teritorial. Kami tetap berkomitmen untuk kemitraan erat kami," katanya.
AS dan Inggris juga telah menyatakan solidaritas mereka, dengan Pentagon pekan lalu mengatakan pasukan AS di Eropa telah meningkatkan status siaga mereka.
Pekan lalu Pentagon mengatakan pasukan AS di Eropa telah meningkatkan status siaga mereka menyusul eskalasi agresi Rusia baru-baru ini di timur Ukraina.
Rusia dilaporkan telah mengumpulkan pasukan dan memindahkan tank-tank tempurnya di dekat perbatasan Ukraina dalam beberapa hari terakhir. Manuver Moskow itu terjadi karena gencatan senjata di Ukraina timur terlihat semakin goyah.
Juli tahun lalu, semua pihak yang berkonflik di timur Ukraina menyetujui gencatan senjata di wilayah Donbass. Tetapi mulai pertengahan Februari lalu, pertempuran yang meningkat semakin merusak perdamaian yang sudah rapuh di wilayah tersebut.
Sejak 2014, setidaknya 13.000 orang tewas dalam konflik yang sedang berlangsung di wilayah timur Ukraina.
(ian)
tulis komentar anda