China Kuasai 95 Persen Rare Earth Dunia, Pakar Keamanan Inggris Cemas

Senin, 05 April 2021 - 16:31 WIB
Dalam tinjauan terintegrasi kebijakan luar negeri dan pertahanan Inggris, yang diterbitkan pada 16 Maret, ketergantungan pada logam rare earth dipilih sebagai masalah keamanan, dengan penekanan dibuat pada pentingnya diversifikasi pasokan untuk menjaga perdagangan barang-barang penting tetap terbuka pada saat krisis.

Untuk meningkatkan kemandiriannya terkait pasokan mineral rare earth, pemerintah Inggris mendanai proyek penambangan laut dalam di Pasifik.

Dioperasikan oleh UK Seabed Resources, anak perusahaan divisi Inggris di perusahaan pertahanan Lockheed Martin, proyek ini bertujuan untuk mempelajari potensi pemanenan nodul polimetalik yang kaya mineral.

Ditemukan sekitar 4 kilometer di bawah permukaan dasar laut, mereka dapat menyediakan jutaan ton tembaga, nikel, kobalt, serta mineral mangan dan rare earth yang digunakan dalam industri konstruksi, ruang angkasa, energi alternatif, dan komunikasi.

"Rekayasa baru diperlukan di setiap area rantai nilai. Mekanika mengangkat nodul dari dasar laut, sistem penggerak, sensor dan rangkaian komando dan kontrol, serta ROV tambahan yang akan memantau aktivitas tersebut dan memberikan dukungan," kata Christopher Williams, pakar dari UK Seabed Resources.

Karena cadangan deposit mineral ditemukan di sedimen di dasar Pasifik, proyek serupa dilakukan oleh negara-negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, Belgia, Jerman, dan Prancis.

Ketika Inggris mempublikasikan tinjauan terintegrasi tentang kebijakan luar negeri, pertahanan dan keamanan pasca-Brexit berjudul "Global Britain in a Competitive Age", Inggris menjabarkan visi pemerintah untuk peran bangsa di kancah global selama dekade berikutnya.



Telah digarisbawahi bahwa ketika negara Eropa itu berusaha untuk menunjukkan kemampuan ofensif dan defensifnya, investasi semakin disalurkan ke kecerdasan buatan dan "komando luar angkasa" untuk menangkal ancaman yang muncul.

Pasar Rare Earth Menguntungkan
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More