Kurang Dana, Lebanon Jual Lima Jet Tempur dan Tiga Helikopter Bekas
Selasa, 30 Maret 2021 - 12:31 WIB
BEIRUT - Lebanon menjual lima jet tempur Hawker Hunter dan tiga helikopter S-61 buatan Sikorsky karena kekurangan dana perawatan.
Kementerian Pertahanan Nasional Lebanon meminta pihak-pihak yang berminat membeli untuk menawar pesawat-pesawat bekas tersebut.
Sumber yang mengetahui proses penjualan itu mengatakan kepada Defense News bahwa tiga perusahaan telah menunjukkan minat pada jet Hawker Hunter, yakni perusahaan Inggris Hawker Hunter Aviation serta Airborne Tactical Advantage Company dan Lortie Aviation yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Hawker Hunters milik Angkatan Udara Lebanon tidak beroperasi sejak 2010. Negara ini menyimpan dua pesawat sejenis untuk disimpan di museum lokal.
SejumlahpPerusahaan cenderung membeli pesawat tua untuk direnovasi dan digunakan sebagai jet tempur musuh dalam pelatihan.
Lihat infografis: Awalnya Ditertawakan, Tembakan Rudal Korut Kini Mengancam
Komandan Angkatan Udara Lebanon Brigadir Jenderal Ziad Haikal mengatakan penjualan tersebut bagian upaya layanan merelokasi asetnya dan merestrukturisasi armadanya untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia.
“Pesawat Hawker Hunter dan helikopter Sikorsky telah nonoperasional selama bertahun-tahun, karena tidak adanya sumber keuangan untuk merawatnya. Pelelangan umum ini akan menjadi langkah awal untuk merestrukturisasi armada pelatihan dan kemampuan pemadam kebakaran,” ujar dia.
Dia menambahkan Angkatan Udara telah mengembangkan rencana lima tahun di masa depan yang bertujuan memastikan pemeliharaan peralatan, menjaga kemampuan yang ada, dan secara bertahap meningkatkan inventarisnya.
“Rencana penguatan bergantung pada penggandaan jumlah pesawat serang ringan A-29 Super Tucano dari enam menjadi 12, dan (memperoleh) helikopter MD530F yang enam di antaranya diharapkan akan diterima pada akhir 2021, selain drone Scan Eagle sehingga setiap skuadron memiliki minimal 12 pesawat atau helikopter sejenis,” papar Haikal.
Lebanon mengoperasikan enam pesawat A-29 Super Tucano yang dikirim ke Angkatan Udara sebagai bagian dari program bantuan militer AS.
Angkatan Udara Lebanon menerima sekitar 30-40% dari USD50-60 juta bantuan tahunan.
Mengenai rencana lima tahun, Haikal mengatakan, “Lebanon ingin memiliki kemampuan udara yang memungkinkan melindungi wilayah udara Lebanon dari setiap agresi atau pelanggaran, yang tetap menjadi salah satu tujuan strategis Angkatan Darat dan Angkatan Udara. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan, mengamankan infrastruktur untuk bandara yang tersedia, mengamankan jaringan radar dan pertahanan udara yang sesuai, selain mencapai pesawat intersepsi udara modern."
Kementerian Pertahanan Nasional Lebanon meminta pihak-pihak yang berminat membeli untuk menawar pesawat-pesawat bekas tersebut.
Sumber yang mengetahui proses penjualan itu mengatakan kepada Defense News bahwa tiga perusahaan telah menunjukkan minat pada jet Hawker Hunter, yakni perusahaan Inggris Hawker Hunter Aviation serta Airborne Tactical Advantage Company dan Lortie Aviation yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Hawker Hunters milik Angkatan Udara Lebanon tidak beroperasi sejak 2010. Negara ini menyimpan dua pesawat sejenis untuk disimpan di museum lokal.
SejumlahpPerusahaan cenderung membeli pesawat tua untuk direnovasi dan digunakan sebagai jet tempur musuh dalam pelatihan.
Lihat infografis: Awalnya Ditertawakan, Tembakan Rudal Korut Kini Mengancam
Komandan Angkatan Udara Lebanon Brigadir Jenderal Ziad Haikal mengatakan penjualan tersebut bagian upaya layanan merelokasi asetnya dan merestrukturisasi armadanya untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia.
“Pesawat Hawker Hunter dan helikopter Sikorsky telah nonoperasional selama bertahun-tahun, karena tidak adanya sumber keuangan untuk merawatnya. Pelelangan umum ini akan menjadi langkah awal untuk merestrukturisasi armada pelatihan dan kemampuan pemadam kebakaran,” ujar dia.
Dia menambahkan Angkatan Udara telah mengembangkan rencana lima tahun di masa depan yang bertujuan memastikan pemeliharaan peralatan, menjaga kemampuan yang ada, dan secara bertahap meningkatkan inventarisnya.
“Rencana penguatan bergantung pada penggandaan jumlah pesawat serang ringan A-29 Super Tucano dari enam menjadi 12, dan (memperoleh) helikopter MD530F yang enam di antaranya diharapkan akan diterima pada akhir 2021, selain drone Scan Eagle sehingga setiap skuadron memiliki minimal 12 pesawat atau helikopter sejenis,” papar Haikal.
Lebanon mengoperasikan enam pesawat A-29 Super Tucano yang dikirim ke Angkatan Udara sebagai bagian dari program bantuan militer AS.
Angkatan Udara Lebanon menerima sekitar 30-40% dari USD50-60 juta bantuan tahunan.
Mengenai rencana lima tahun, Haikal mengatakan, “Lebanon ingin memiliki kemampuan udara yang memungkinkan melindungi wilayah udara Lebanon dari setiap agresi atau pelanggaran, yang tetap menjadi salah satu tujuan strategis Angkatan Darat dan Angkatan Udara. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan, mengamankan infrastruktur untuk bandara yang tersedia, mengamankan jaringan radar dan pertahanan udara yang sesuai, selain mencapai pesawat intersepsi udara modern."
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda