Tiga Drone Baru Buatan Iran Mampu Menempuh Jarak 1.500 Km
Sabtu, 18 April 2020 - 20:03 WIB
TEHERAN - Militer Iran memperkuat kemampuan tempurnya dengan tiga drone yang mampu membawa bom dengan jarak tempuh 1.500 km.
Pernyataan itu diungkapkan Menteri Pertahanan (Menhan) Iran Amir Hatami saat pidato di televisi pada Sabtu (18/4).
“Drone itu dapat memantau pergerakan musuh dari jarak yang diinginkan dan dapat terlibat dalam misi tempur,” ungkap dia.
Drone itu dilengkapi bom dan rudal serta dapat terbang pada ketinggian hingga 13.716 meter. Dia tidak menyebut nama untuk drone baru itu.
“Drone-drone itu diproduksi oleh industri militer Iran dengan keterlibatan sejumlah universitas dalam negeri,” tutur dia.
Pesawat tanpa awak itu menjadi elemen kunci dalam pengintaian perbatasan Iran, terutama perairan Teluk sekitar Selat Hormuz yang menjadi jalur pengiriman minyak dunia.
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) telah mencapai level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir sejak Washington membunuh Jenderal Iran Qassem Soleimani dalam serangan drone di Baghdad, Irak, pada 3 Januari.
Aksi AS itu memicu balasan dari Iran yang menembakkan rudal di sejumlah pangkalan AS di Irak.
Pernyataan itu diungkapkan Menteri Pertahanan (Menhan) Iran Amir Hatami saat pidato di televisi pada Sabtu (18/4).
“Drone itu dapat memantau pergerakan musuh dari jarak yang diinginkan dan dapat terlibat dalam misi tempur,” ungkap dia.
Drone itu dilengkapi bom dan rudal serta dapat terbang pada ketinggian hingga 13.716 meter. Dia tidak menyebut nama untuk drone baru itu.
“Drone-drone itu diproduksi oleh industri militer Iran dengan keterlibatan sejumlah universitas dalam negeri,” tutur dia.
Pesawat tanpa awak itu menjadi elemen kunci dalam pengintaian perbatasan Iran, terutama perairan Teluk sekitar Selat Hormuz yang menjadi jalur pengiriman minyak dunia.
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) telah mencapai level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir sejak Washington membunuh Jenderal Iran Qassem Soleimani dalam serangan drone di Baghdad, Irak, pada 3 Januari.
Aksi AS itu memicu balasan dari Iran yang menembakkan rudal di sejumlah pangkalan AS di Irak.
(sya)
tulis komentar anda