Kremlin Sebut Barat Terus Berupaya Tekan dan Kucilkan Rusia
Kamis, 25 Maret 2021 - 22:01 WIB
MOSKOW - Kremlin menuturkan bahwa kebijakan Barat yang bertujuan untuk menahan dan menekan Rusia tetap tidak berubah. Kremlin menuturkan, kebijakan itu makin jelas terlihat saat ini.
Berbicara saat menggelar konferensi pers di Moskow, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Rusia masih menghadapi perang psikologis dari Barat, melalui kebijakan tekanan mereka.
Dia menuturkan, menuturkan bahwa Barat mulai menerapkan kebijakan untuk menekan dan mengucilkan Rusia sejak Uni Soviet runtuh.
"Kebijakan yang disengaja yang bertujuan untuk menahan dan menekan Rusia sudah cukup jelas. Memang, ini sedang berlangsung dan terlihat dengan mata telanjang," ucap Peskov.
"Upaya untuk memaksakan demokrasi hampir dengan kekerasan jelas telah berlangsung, mungkin, sejak runtuhnya Uni Soviet," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Kamis (25/3/2021).
Peskov mengatakan, tindakan Barat tersebut semakin disempurnakan seiring waktu dan melibatkan alat teknologi baru dan canggih. "Apa yang disebut soft power kadang-kadang digunakan untuk mencapai tujuan yang tidak biasa dan sulit," jelasnya.
Dirinya kemudian menekankan bahwa Rusia menghargai pertukaran budaya dan kemanusiaan dengan negara lain, tetapi menentang upaya untuk memaksakan nilai-nilai pada orang lain.
Berbicara saat menggelar konferensi pers di Moskow, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Rusia masih menghadapi perang psikologis dari Barat, melalui kebijakan tekanan mereka.
Dia menuturkan, menuturkan bahwa Barat mulai menerapkan kebijakan untuk menekan dan mengucilkan Rusia sejak Uni Soviet runtuh.
"Kebijakan yang disengaja yang bertujuan untuk menahan dan menekan Rusia sudah cukup jelas. Memang, ini sedang berlangsung dan terlihat dengan mata telanjang," ucap Peskov.
"Upaya untuk memaksakan demokrasi hampir dengan kekerasan jelas telah berlangsung, mungkin, sejak runtuhnya Uni Soviet," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Kamis (25/3/2021).
Peskov mengatakan, tindakan Barat tersebut semakin disempurnakan seiring waktu dan melibatkan alat teknologi baru dan canggih. "Apa yang disebut soft power kadang-kadang digunakan untuk mencapai tujuan yang tidak biasa dan sulit," jelasnya.
Dirinya kemudian menekankan bahwa Rusia menghargai pertukaran budaya dan kemanusiaan dengan negara lain, tetapi menentang upaya untuk memaksakan nilai-nilai pada orang lain.
(esn)
tulis komentar anda