Varian 'Mutan Ganda' Virus COVID-19 Ditemukan di India
Kamis, 25 Maret 2021 - 05:35 WIB
NEW DELHI - Varian baru "mutan ganda" virus Corona baru penyebab penyakit COVID-19 telah terdeteksi dari sampel yang dikumpulkan di India .
Sekitar 10.787 sampel dari 18 negara bagian India juga menunjukkan 771 kasus varian yang telah diketahui sebelumnya - 736 dari Inggris, 34 dari Afrika Selatan dan satu Brasil.
Pejabat kesehatan India kini sedang memeriksa apakah varian baru itu, di mana dua mutasi datang bersamaan pada virus yang sama, mungkin lebih menular atau tidak akan terpengaruh oleh vaksin. Meski begitu mereka mengatakan varian tersebut tidak terkait dengan lonjakan kasus di India.
Konsorsium SARS-CoV-2 India untuk Genomik (INSACOG), sekelompok 10 laboratorium nasional di bawah kementerian kesehatan India, melakukan pengurutan genom pada sampel terbaru. Pengurutan genom adalah proses pengujian untuk memetakan seluruh kode genetik suatu organisme - dalam hal ini virus.
Kode genetik virus bekerja seperti instruksi manualnya. Mutasi pada virus adalah umum tetapi kebanyakan tidak signifikan dan tidak menyebabkan perubahan apa pun pada kemampuannya untuk menularkan atau menyebabkan infeksi serius. Tetapi beberapa mutasi, seperti yang terjadi di garis keturunan varian Inggris atau Afrika Selatan, dapat membuat virus lebih menular dan dalam beberapa kasus bahkan lebih mematikan.
"Mutasi ganda di area utama protein lonjakan virus dapat meningkatkan risiko ini dan memungkinkan virus keluar dari sistem kekebalan," jelas ahli virologi India, Shahid Jameel, seperti dikutip dari BBC, Kamis (25/3/2021).
Protein lonjakan adalah bagian dari virus yang digunakannya untuk menembus sel manusia.
Pemerintah India mengatakan bahwa analisis sampel yang dikumpulkan dari negara bagian Maharashtra barat negara itu menunjukkan peningkatan fraksi sampel dengan mutasi E484Q dan L452R dibandingkan dengan Desember tahun lalu.
Sekitar 10.787 sampel dari 18 negara bagian India juga menunjukkan 771 kasus varian yang telah diketahui sebelumnya - 736 dari Inggris, 34 dari Afrika Selatan dan satu Brasil.
Pejabat kesehatan India kini sedang memeriksa apakah varian baru itu, di mana dua mutasi datang bersamaan pada virus yang sama, mungkin lebih menular atau tidak akan terpengaruh oleh vaksin. Meski begitu mereka mengatakan varian tersebut tidak terkait dengan lonjakan kasus di India.
Konsorsium SARS-CoV-2 India untuk Genomik (INSACOG), sekelompok 10 laboratorium nasional di bawah kementerian kesehatan India, melakukan pengurutan genom pada sampel terbaru. Pengurutan genom adalah proses pengujian untuk memetakan seluruh kode genetik suatu organisme - dalam hal ini virus.
Kode genetik virus bekerja seperti instruksi manualnya. Mutasi pada virus adalah umum tetapi kebanyakan tidak signifikan dan tidak menyebabkan perubahan apa pun pada kemampuannya untuk menularkan atau menyebabkan infeksi serius. Tetapi beberapa mutasi, seperti yang terjadi di garis keturunan varian Inggris atau Afrika Selatan, dapat membuat virus lebih menular dan dalam beberapa kasus bahkan lebih mematikan.
"Mutasi ganda di area utama protein lonjakan virus dapat meningkatkan risiko ini dan memungkinkan virus keluar dari sistem kekebalan," jelas ahli virologi India, Shahid Jameel, seperti dikutip dari BBC, Kamis (25/3/2021).
Protein lonjakan adalah bagian dari virus yang digunakannya untuk menembus sel manusia.
Pemerintah India mengatakan bahwa analisis sampel yang dikumpulkan dari negara bagian Maharashtra barat negara itu menunjukkan peningkatan fraksi sampel dengan mutasi E484Q dan L452R dibandingkan dengan Desember tahun lalu.
tulis komentar anda