Merudal Pesawat Ukraina, Iran Salahkan Operator Rudal dan Radar
Kamis, 18 Maret 2021 - 11:05 WIB
Iran gelisah tentang kemungkinan serangan balik Amerika setelah menembakkan banyak rudal ke pangkalan Irak yang menampung pasukan AS sebagai pembalasan atas pembunuhan komandan militernya yang paling kuat, Qassem Soleimani, dalam serangan pesawat nirawak AS di bandara Baghdad.
Seperti dalam laporan awal yang dikeluarkan Juni lalu, Badan Penerbangan Sipil Iran mengatakan kesalahan itu muncul dari ketidaksejajaran radar baterai sistem rudal dan kurangnya komunikasi antara operator sistem pertahanan rudal dan komandannya.
"Setelah relokasi taktis, ADU (unit pertahanan udara) yang relevan gagal menyesuaikan arah sistem karena kesalahan manusia, menyebabkan operator mengamati target yang terbang ke barat dari IKA (bandara) sebagai target yang mendekati Teheran dari barat daya dengan relatif ketinggian rendah," imbuh laporan akhir tersebut.
"Tanpa menerima persetujuan atau tanggapan dari pusat komando, dia (operator) datang untuk mengidentifikasi target sebagai musuh dan menembakkan rudal ke pesawat yang bertentangan dengan prosedur yang direncanakan," lanjut laporan itu.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengecam laporan itu dalam sebuah posting di Facebook.
"Apa yang kami lihat dalam laporan yang diterbitkan hari ini tidak lebih dari upaya sinis untuk menyembunyikan alasan sebenarnya dari jatuhnya pesawat kami," tulis dia.
"Kami tidak akan membiarkan Iran menyembunyikan kebenaran, kami tidak akan membiarkannya menghindari tanggung jawab atas kejahatan ini."
Kuleba mengatakan penyelidikan Iran tidak mengikuti praktik internasional, mengabaikan bukti yang diberikan oleh Ukraina dan menarik kesimpulan selektif.
Ukraina dan penyelidik independen PBB sebelumnya telah mengajukan pertanyaan tentang apakah jatuhnya pesawat itu disengaja daripada tidak disengaja.
PBB bulan lalu juga mengatakan penjelasan pemerintah Iran mengandung inkonsistensi.
Seperti dalam laporan awal yang dikeluarkan Juni lalu, Badan Penerbangan Sipil Iran mengatakan kesalahan itu muncul dari ketidaksejajaran radar baterai sistem rudal dan kurangnya komunikasi antara operator sistem pertahanan rudal dan komandannya.
"Setelah relokasi taktis, ADU (unit pertahanan udara) yang relevan gagal menyesuaikan arah sistem karena kesalahan manusia, menyebabkan operator mengamati target yang terbang ke barat dari IKA (bandara) sebagai target yang mendekati Teheran dari barat daya dengan relatif ketinggian rendah," imbuh laporan akhir tersebut.
"Tanpa menerima persetujuan atau tanggapan dari pusat komando, dia (operator) datang untuk mengidentifikasi target sebagai musuh dan menembakkan rudal ke pesawat yang bertentangan dengan prosedur yang direncanakan," lanjut laporan itu.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengecam laporan itu dalam sebuah posting di Facebook.
"Apa yang kami lihat dalam laporan yang diterbitkan hari ini tidak lebih dari upaya sinis untuk menyembunyikan alasan sebenarnya dari jatuhnya pesawat kami," tulis dia.
"Kami tidak akan membiarkan Iran menyembunyikan kebenaran, kami tidak akan membiarkannya menghindari tanggung jawab atas kejahatan ini."
Kuleba mengatakan penyelidikan Iran tidak mengikuti praktik internasional, mengabaikan bukti yang diberikan oleh Ukraina dan menarik kesimpulan selektif.
Ukraina dan penyelidik independen PBB sebelumnya telah mengajukan pertanyaan tentang apakah jatuhnya pesawat itu disengaja daripada tidak disengaja.
PBB bulan lalu juga mengatakan penjelasan pemerintah Iran mengandung inkonsistensi.
tulis komentar anda