Lawan China dan Pakistan, India Bakal Borong 30 Drone Bersenjata AS
Rabu, 10 Maret 2021 - 11:54 WIB
NEW DELHI - India berencana untuk membeli 30 drone bersenjata dari Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan pertahanan laut dan daratnya. Hal ini dilakukan karena ketegangan antara India dengan dua negara tetangganya China dan Pakistan terus berlanjut.
Menurut pejabat yang mengetahui rencana itu, India akan menyetujui pembelian 30 drone MQ-9B Predator yang diproduksi oleh General Atomics yang berbasis di San Diego, AS, senilai USD3 miliar bulan depan. Kesepakatan itu akan menambah kemampuan militer India karena drone yang dimilikinya sekarang hanya dapat digunakan untuk pengawasan dan pengintaian seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (10/3/2021).
India muncul sebagai mitra pertahanan strategis bagi AS, terutama dalam melawan pengaruh China di Samudra Hindia dan beberapa wilayah Asia Tenggara. Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi sedang dalam rencana memodernisasi militer dalam 10 tahun senilai USD250 miliar.
Juru bicara dari Kementerian Pertahanan India dan General Atomics tidak menanggapi permintaan komentar. Pejabat Pentagon juga tidak menanggapi permintaan komentar.
Sementara itu media lokal melaporkan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin diperkirakan akan mengunjungi India bulan ini, sedangkan Presiden Joe Biden akan segera bergabung dengan rekan-rekannya dari India, Jepang dan Australia dalam pertemuan pertama dari blok "Quad". Para pemimpin ini akan bertemu secara virtual pada 12 Maret, menurut pengumuman yang diposting di situs web pemerintah India. Pengumuman itu menyatakan mereka akan membahas masalah-masalah termasuk rantai pasokan, keamanan maritim, dan perubahan iklim.
Drone MQ-9B dapat terbang selama sekitar 48 jam dan membawa muatan sekitar 1.700 kilogram. Ini akan memberi Angkatan Laut India kemampuan untuk memantau kapal perang China dengan lebih baik di Samudra Hindia selatan, dan melengkapi tentara untuk menyerang target di sepanjang perbatasan India-Pakistan yang disengketakan di Himalaya.
Tahun lalu, India menyewa dua drone MQ-9 Predator yang tidak bersenjata karena ketegangan perbatasan dengan China ditakutkan akan berubah menjadi konflik besar-besaran. Pada akhirnya mereka tidak dikerahkan setelah Angkatan Udara menyatakan kekhawatirannya tentang drone yang diawaki oleh personel AS yang terbang melintasi perbatasan.
Menurut pejabat yang mengetahui rencana itu, India akan menyetujui pembelian 30 drone MQ-9B Predator yang diproduksi oleh General Atomics yang berbasis di San Diego, AS, senilai USD3 miliar bulan depan. Kesepakatan itu akan menambah kemampuan militer India karena drone yang dimilikinya sekarang hanya dapat digunakan untuk pengawasan dan pengintaian seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (10/3/2021).
India muncul sebagai mitra pertahanan strategis bagi AS, terutama dalam melawan pengaruh China di Samudra Hindia dan beberapa wilayah Asia Tenggara. Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi sedang dalam rencana memodernisasi militer dalam 10 tahun senilai USD250 miliar.
Juru bicara dari Kementerian Pertahanan India dan General Atomics tidak menanggapi permintaan komentar. Pejabat Pentagon juga tidak menanggapi permintaan komentar.
Sementara itu media lokal melaporkan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin diperkirakan akan mengunjungi India bulan ini, sedangkan Presiden Joe Biden akan segera bergabung dengan rekan-rekannya dari India, Jepang dan Australia dalam pertemuan pertama dari blok "Quad". Para pemimpin ini akan bertemu secara virtual pada 12 Maret, menurut pengumuman yang diposting di situs web pemerintah India. Pengumuman itu menyatakan mereka akan membahas masalah-masalah termasuk rantai pasokan, keamanan maritim, dan perubahan iklim.
Drone MQ-9B dapat terbang selama sekitar 48 jam dan membawa muatan sekitar 1.700 kilogram. Ini akan memberi Angkatan Laut India kemampuan untuk memantau kapal perang China dengan lebih baik di Samudra Hindia selatan, dan melengkapi tentara untuk menyerang target di sepanjang perbatasan India-Pakistan yang disengketakan di Himalaya.
Tahun lalu, India menyewa dua drone MQ-9 Predator yang tidak bersenjata karena ketegangan perbatasan dengan China ditakutkan akan berubah menjadi konflik besar-besaran. Pada akhirnya mereka tidak dikerahkan setelah Angkatan Udara menyatakan kekhawatirannya tentang drone yang diawaki oleh personel AS yang terbang melintasi perbatasan.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda