Badan Nuklir UEA Izinkan Operasional Unit Kedua PLTN Barakah
Rabu, 10 Maret 2021 - 05:01 WIB
DUBAI - Regulator nuklir di Uni Emirat Arab (UEA) telah mengeluarkan izin operasi untuk unit kedua pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Barakah.
PLTN di wilayah al-Dhafrah di Abu Dhabi itu adalah pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di dunia Arab dan bagian upaya produsen minyak Teluk untuk mendiversifikasi sumber energinya.
Unit 1 Barakah telah terhubung ke jaringan listrik nasional pada Agustus dan pada Desember mencapai 100% dari kapasitas daya reaktor selama pengujian.
“Operasi komersial Unit 1 diharapkan dimulai tahun ini,” ungkap Hamad Al Kaabi, wakil ketua Otoritas Federal untuk Peraturan Nuklir (FANR) dan perwakilan UEA di Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Lihat infografis: Pesawat Jet Tempur Rafale Prancis Menjadi Incaran RI
Proyek ini menghadapi sejumlah penundaan, beberapa terkait pelatihan staf saat negara tersebut membangun industri nuklir dari awal.
Lihat infografis: Gertak Iran, B-52 AS dan F-15 Israel Berkeliaran di Teluk Persia
Konstruksi pada Unit 1 dimulai 2012 dan PLTN direncanakan dapat dimulai pada 2017, tetapi FANR tidak memberikan izin kepada operator Nawah Energy Company hingga Februari 2020.
Nawah pertama kali mengajukan permohonan izin ke FANR untuk dua unit tersebut pada 2015.
Ketika Barakah selesai, yang dibangun Korea Electric Power Corp (KEPCO), akan memiliki empat reaktor dengan kapasitas total 5.600 megawatt (MW) atau setara dengan sekitar 25% dari permintaan puncak UEA.
“Konstruksi Unit 3 sudah 94% selesai dan Unit 4 sudah 87% selesai,” papar Kaabi.
Ditanya tentang keamanan di PLTN itu, Kaabi mengatakan langkah-langkah telah dilakukan untuk melindungi lokasi itu dari ancaman fisik dan dunia maya. Dia tidak memberikan detailnya.
Gerakan Houthi di Yaman mengatakan pada 2017, pihaknya telah menembakkan rudal ke PLTN tersebut. Otoritas UEA membantahnya.
PLTN di wilayah al-Dhafrah di Abu Dhabi itu adalah pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di dunia Arab dan bagian upaya produsen minyak Teluk untuk mendiversifikasi sumber energinya.
Unit 1 Barakah telah terhubung ke jaringan listrik nasional pada Agustus dan pada Desember mencapai 100% dari kapasitas daya reaktor selama pengujian.
“Operasi komersial Unit 1 diharapkan dimulai tahun ini,” ungkap Hamad Al Kaabi, wakil ketua Otoritas Federal untuk Peraturan Nuklir (FANR) dan perwakilan UEA di Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Lihat infografis: Pesawat Jet Tempur Rafale Prancis Menjadi Incaran RI
Proyek ini menghadapi sejumlah penundaan, beberapa terkait pelatihan staf saat negara tersebut membangun industri nuklir dari awal.
Lihat infografis: Gertak Iran, B-52 AS dan F-15 Israel Berkeliaran di Teluk Persia
Konstruksi pada Unit 1 dimulai 2012 dan PLTN direncanakan dapat dimulai pada 2017, tetapi FANR tidak memberikan izin kepada operator Nawah Energy Company hingga Februari 2020.
Nawah pertama kali mengajukan permohonan izin ke FANR untuk dua unit tersebut pada 2015.
Ketika Barakah selesai, yang dibangun Korea Electric Power Corp (KEPCO), akan memiliki empat reaktor dengan kapasitas total 5.600 megawatt (MW) atau setara dengan sekitar 25% dari permintaan puncak UEA.
“Konstruksi Unit 3 sudah 94% selesai dan Unit 4 sudah 87% selesai,” papar Kaabi.
Ditanya tentang keamanan di PLTN itu, Kaabi mengatakan langkah-langkah telah dilakukan untuk melindungi lokasi itu dari ancaman fisik dan dunia maya. Dia tidak memberikan detailnya.
Gerakan Houthi di Yaman mengatakan pada 2017, pihaknya telah menembakkan rudal ke PLTN tersebut. Otoritas UEA membantahnya.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda