Patung Buddha yang Dihancurkan Taliban Hadir Lagi dalam Proyeksi 3D
Rabu, 10 Maret 2021 - 04:01 WIB
“Saat-saat ini juga mengingatkan Anda tentang betapa besar harta kita yang hilang,” ungkap Gulsoom Zahra, warga Bamiyan berusia 23 tahun yang menghadiri upacara tersebut.
Taliban memicu kemarahan internasional ketika mereka meledakkan patung-patung berusia ratusan tahun selama pemerintahan singkat mereka yang bertangan besi di negara itu.
Saat itu Taliban menghancurkan sejumlah warisan budaya pra-Islam di Afghanistan yang kaya peninggalan bersejarah.
Dengan latar belakang bersalju dan langit biru jernih, Bamiyan menjadi salah satu dari sedikit tujuan populer di Afghanistan bagi penggemar alam luar dan penggemar sejarah yang ingin menjelajahi warisan arkeologi negara itu.
Peringatan itu diselimuti ketakutan bahwa Taliban dapat kembali berkuasa setelah menandatangani kesepakatan penting dengan Amerika Serikat (AS) yang dapat membuat pasukan internasional keluar dari negara itu dalam beberapa bulan mendatang.
Sedikit yang menduga pasukan keamanan pemerintah Afghanistan dapat bertahan lama melawan serangan gencar Taliban tanpa perlindungan kekuatan udara AS dan pasukan khususnya.
“Kami juga ingin mengungkapkan keprihatinan kami tentang masa depan, dan apa yang akan terjadi pada warisan sejarah kami di masa depan, dan apakah sejarah akan terulang kembali dan artefak yang tersisa akan sekali lagi diserahkan kepada belas kasihan kelompok ekstremis,” papar Hussaini.
Taliban memicu kemarahan internasional ketika mereka meledakkan patung-patung berusia ratusan tahun selama pemerintahan singkat mereka yang bertangan besi di negara itu.
Saat itu Taliban menghancurkan sejumlah warisan budaya pra-Islam di Afghanistan yang kaya peninggalan bersejarah.
Dengan latar belakang bersalju dan langit biru jernih, Bamiyan menjadi salah satu dari sedikit tujuan populer di Afghanistan bagi penggemar alam luar dan penggemar sejarah yang ingin menjelajahi warisan arkeologi negara itu.
Peringatan itu diselimuti ketakutan bahwa Taliban dapat kembali berkuasa setelah menandatangani kesepakatan penting dengan Amerika Serikat (AS) yang dapat membuat pasukan internasional keluar dari negara itu dalam beberapa bulan mendatang.
Sedikit yang menduga pasukan keamanan pemerintah Afghanistan dapat bertahan lama melawan serangan gencar Taliban tanpa perlindungan kekuatan udara AS dan pasukan khususnya.
“Kami juga ingin mengungkapkan keprihatinan kami tentang masa depan, dan apa yang akan terjadi pada warisan sejarah kami di masa depan, dan apakah sejarah akan terulang kembali dan artefak yang tersisa akan sekali lagi diserahkan kepada belas kasihan kelompok ekstremis,” papar Hussaini.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda