Arab Saudi Waspada Rudal-rudal Iran di Gurun Irak Targetkan Kerajaan

Sabtu, 06 Maret 2021 - 16:38 WIB
Kepala Staf Militer Arab Saudi Jenderal Fayyadh Bin Hamid Al-Ruwaili bertemu mitranya di Irak. Foto/REUTERS
BAGHDAD - Kepala Staf Militer Arab Saudi Jenderal Fayyadh Bin Hamid Al-Ruwaili menyatakan kekhawatirannya tentang "rudal-rudal Iran " yang tersembunyi jauh di gurun Irak .

Pernyataan itu diungkapkan dia saat mengunjungi Irak untuk pertama kali, seperti dilaporkan Arab Post.

Rudal-rudal tersebut, ujar Al-Ruwaili kepada tuan rumahnya, Menteri Pertahanan Irak Jumah Anad, akan digunakan untuk menargetkan Arab Saudi.





Al-Ruwaili memimpin delegasi militer Saudi yang bertemu sejumlah perwira senior militer Irak dan Kepala Staf Irak Letnan Jenderal Abdul Amir Yarallah.

Lihat infografis: Israel Siap Serang Iran Sendirian, Update Rencana Serangan

Seperti biasa, masalah keamanan menjadi agenda pembicaraan, termasuk cara melindungi perbatasan bersama mereka.

Lihat infografis: Azerbaijan Rugi Rp713 Triliun Akibat Dirusak Armenia

Menurut sumber keamanan, alasan utama kunjungan Al-Ruwaili ke Irak adalah perkembangan terkini di gurun Anbar, sekitar 200 km dari perbatasan Irak dengan Arab Saudi.

"Selama dua bulan terakhir, faksi bersenjata telah bergerak di daerah ini bekerja sama dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, dan sejumlah rudal Shahab dikerahkan di bunker bawah tanah," papar satu sumber yang memiliki hubungan dengan milisi yang setia ke Iran.

Arabic Post memperkirakan Teheran memilih area spesifik itu untuk menyembunyikan rudal-rudal atau roket-roket mereka.

Pada September 2019, ketika infrastruktur minyak di Riyadh menjadi sasaran dan fasilitas Aramco diserang pesawat tak berawak (drone) yang dioperasikan Houthi Yaman, beberapa laporan mengatakan bahwa serangan itu diluncurkan dari wilayah Irak.

Saat itu, Perdana Menteri Irak Adil Abdul-Mahdi membantah negaranya digunakan untuk menyerang tetangganya.

Ketika Istana Yamamah di Riyadh diserang pada akhir Januari, pejabat keamanan Amerika Serikat (AS) mengatakan kepada media asing bahwa pesawat drone yang digunakan diluncurkan dari Irak.

Milisi Irak mengaku bertanggung jawab dalam serangan itu.

"Sebagian besar serangan baru-baru ini diklaim faksi-faksi baru dan kecil, tetapi pada akhirnya, mereka semua didukung Iran dan berafiliasi dengan faksi yang lebih besar. Mereka tidak akan bergerak tanpa bimbingan dari pemimpin kelompok bersenjata utama dan Garda Revolusi Islam," ungkap seorang sumber militer Irak.

Jenderal Al-Ruwaili mengatakan kepada para perwira Irak tentang ketidaknyamanan terkait penggunaan wilayah Irak untuk menargetkan Arab Saudi.

Dia mengusulkan rencana keamanan untuk mengamankan perbatasan dan mencegah serangan serupa di masa depan.

"Kami memahami kemarahan Riyadh, dan kami mencoba meyakinkan Jenderal Al-Ruwaili," ujar sumber Irak itu.

Sumber itu menjelaskan, "Kerja sama keamanan merupakan bagian integral dari kemitraan politik dan komersial antara kedua negara."

Irak telah berusaha memperkuat hubungannya dengan Saudi baru-baru ini. Menteri dalam negeri dan luar negeri Irak mengunjungi Riyadh untuk pertemuan pada akhir Februari, meskipun tidak semua orang senang dengan langkah tersebut.

"Alih-alih menghadapi campur tangan Saudi di daerah Sunni di Irak," keluh seorang politisi Syiah Irak dari Partai Dawa Islam.

Dia menambahkan, "Pemerintah (Perdana Menteri) Al-Kadhimi berusaha memungkinkan Riyadh untuk lebih mengeksploitasi Irak. Al-Kadhimi berpikir Arab Saudi akan menyelamatkannya, tapi itu tidak akan terjadi."
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More