Junta Myanmar Bongkar Kuburan Demonstran Cantik ‘Everything will be OK’
Sabtu, 06 Maret 2021 - 15:28 WIB
“Mereka yang tampaknya adalah dokter yang mengenakan penutup pelindung melakukan sesuatu pada tubuh, saya pikir mereka menyentuh kepala. Mereka mengambil sebagian kecil dari tubuh dan menunjukkannya satu sama lain, ” katanya.
Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi laporan tentang apa yang terjadi.
Dua orang lainnya mengatakan kepada Reuters bahwa mereka diperingatkan oleh penduduk setempat untuk tidak memasuki pemakaman pada hari Jumat karena polisi dan militer berada di dalam menggali tubuh Kyal Sin.
Reuters tidak dapat menghubungi keluarga Kyal Sin.
Foto-foto tubuhnya pada hari Rabu menunjukkan luka di kepala yang berdarah.
Surat kabar Global New Light Of Myanmar yang dikelola pemerintah junta mengatakan kemarin bahwa para ahli telah menganalisis foto tersebut dan menyimpulkan bahwa cedera itu tidak sesuai dengan yang disebabkan oleh senjata antihuru-hara.
"Jika luka akibat senjata antihuru-hara atau peluru tajam, tidak mungkin kepala mendiang dalam kondisi baik," katanya.
"Badan hukum masing-masing sedang menyelidiki penyebab kematiannya dan lebih banyak informasi akan diumumkan pada waktu yang tepat."
Kyal Sin termasuk di antara sedikitnya 38 orang yang tewas pada Rabu, hari paling berdarah sejauh ini dalam upaya pasukan keamanan untuk menghentikan protes terhadap kudeta 1 Februari yang telah memicu demonstrasi harian selama lebih dari sebulan.
Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi laporan tentang apa yang terjadi.
Dua orang lainnya mengatakan kepada Reuters bahwa mereka diperingatkan oleh penduduk setempat untuk tidak memasuki pemakaman pada hari Jumat karena polisi dan militer berada di dalam menggali tubuh Kyal Sin.
Reuters tidak dapat menghubungi keluarga Kyal Sin.
Foto-foto tubuhnya pada hari Rabu menunjukkan luka di kepala yang berdarah.
Surat kabar Global New Light Of Myanmar yang dikelola pemerintah junta mengatakan kemarin bahwa para ahli telah menganalisis foto tersebut dan menyimpulkan bahwa cedera itu tidak sesuai dengan yang disebabkan oleh senjata antihuru-hara.
"Jika luka akibat senjata antihuru-hara atau peluru tajam, tidak mungkin kepala mendiang dalam kondisi baik," katanya.
"Badan hukum masing-masing sedang menyelidiki penyebab kematiannya dan lebih banyak informasi akan diumumkan pada waktu yang tepat."
Kyal Sin termasuk di antara sedikitnya 38 orang yang tewas pada Rabu, hari paling berdarah sejauh ini dalam upaya pasukan keamanan untuk menghentikan protes terhadap kudeta 1 Februari yang telah memicu demonstrasi harian selama lebih dari sebulan.
tulis komentar anda