Israel Siap Serang Iran Sendirian, Sedang Update Rencana Serangan
Jum'at, 05 Maret 2021 - 11:49 WIB
TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan militer negaranya siap untuk menyerang Iran sendirian. Menurutnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saat ini sedang memperbarui [meng-update] rencana serangan militer terhadap situs-situs nuklir Teheran.
Militer negara Yahudi ini mengeklaim telah mengidentifikasi banyak target di dalam Iran yang akan merusak kemampuannya untuk mengembangkan bom nuklir.
"Jika dunia menghentikan mereka sebelumnya, itu sangat bagus. Tetapi jika tidak, kita harus berdiri sendiri dan kita harus membela diri kita sendiri," kata Gantz dalam wawancaranya dengan Fox News, yang dilansir Jumat (5/3/2021).
Di tengah meningkatnya ketegangan regional atas tindakan proksi Iran dan pelanggaran kesepakatan nuklir 2015, penilaian intelijen Israel menyatakan bahwa Iran kemungkinan akan menargetkan Israel menggunakan proksinya di Suriah dan Lebanon selama 2021.
Gantz mengatakan kelompok militan Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, memiliki ratusan ribu roket. Peta rahasia dari target yang dibagikan dengan Fox News menunjukkan banyak roket di antara wilayah sipil di sepanjang perbatasan Israel.
"Ini peta target. Masing-masing sudah diperiksa secara legal, operasional, intelijen dan kami siap bertempur," kata Gantz.
Pengarahan intelijen tahunan IDF menunjukkan bahwa Israel sedang bersiap untuk beberapa hari bertempur dengan Hizbullah. Laporan media lokal mengatakan 3.000 sasaran Lebanon akan diserang setiap hari selama konflik berikutnya, dengan tujuan untuk membunuh 300 milisi Hizbullah setiap 24 jam.
Israel diperkirakan akan terus menyerang kelompok-kelompok yang didukung Iran di Suriah yang menurut Gantz membantu memfasilitasi transfer senjata ke Lebanon.
Sejak awal tahun 2020, Israel menyerang lebih dari 500 situs terkait Iran di Suriah dengan serangan udara. Hal itu dikonfirmasi Kepala Staf Militer Israel Aviv Kochavi.
Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memerintahkan serangan udara tambahan di Suriah setelah berbagai serangan roket terhadap kepentingan Amerika di Irak.
Sementara pemerintahan Biden telah mengisyaratkan kesediaan untuk kembali ke kesepakatan nuklir Iran, pejabat Israel dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu hingga Gantz percaya bahwa masalah proksi Iran harus ditangani dalam perjanjian di masa depan.
"Kebijakan Amerika harus menjadi kebijakan Amerika, dan kebijakan Israel harus tetap menjadi kebijakan Israel," kata Gantz.
Militer negara Yahudi ini mengeklaim telah mengidentifikasi banyak target di dalam Iran yang akan merusak kemampuannya untuk mengembangkan bom nuklir.
"Jika dunia menghentikan mereka sebelumnya, itu sangat bagus. Tetapi jika tidak, kita harus berdiri sendiri dan kita harus membela diri kita sendiri," kata Gantz dalam wawancaranya dengan Fox News, yang dilansir Jumat (5/3/2021).
Di tengah meningkatnya ketegangan regional atas tindakan proksi Iran dan pelanggaran kesepakatan nuklir 2015, penilaian intelijen Israel menyatakan bahwa Iran kemungkinan akan menargetkan Israel menggunakan proksinya di Suriah dan Lebanon selama 2021.
Gantz mengatakan kelompok militan Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, memiliki ratusan ribu roket. Peta rahasia dari target yang dibagikan dengan Fox News menunjukkan banyak roket di antara wilayah sipil di sepanjang perbatasan Israel.
"Ini peta target. Masing-masing sudah diperiksa secara legal, operasional, intelijen dan kami siap bertempur," kata Gantz.
Pengarahan intelijen tahunan IDF menunjukkan bahwa Israel sedang bersiap untuk beberapa hari bertempur dengan Hizbullah. Laporan media lokal mengatakan 3.000 sasaran Lebanon akan diserang setiap hari selama konflik berikutnya, dengan tujuan untuk membunuh 300 milisi Hizbullah setiap 24 jam.
Israel diperkirakan akan terus menyerang kelompok-kelompok yang didukung Iran di Suriah yang menurut Gantz membantu memfasilitasi transfer senjata ke Lebanon.
Sejak awal tahun 2020, Israel menyerang lebih dari 500 situs terkait Iran di Suriah dengan serangan udara. Hal itu dikonfirmasi Kepala Staf Militer Israel Aviv Kochavi.
Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memerintahkan serangan udara tambahan di Suriah setelah berbagai serangan roket terhadap kepentingan Amerika di Irak.
Sementara pemerintahan Biden telah mengisyaratkan kesediaan untuk kembali ke kesepakatan nuklir Iran, pejabat Israel dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu hingga Gantz percaya bahwa masalah proksi Iran harus ditangani dalam perjanjian di masa depan.
"Kebijakan Amerika harus menjadi kebijakan Amerika, dan kebijakan Israel harus tetap menjadi kebijakan Israel," kata Gantz.
(min)
tulis komentar anda