WHO Minta Negara Kaya dan Produsen Vaksin Bantu Negara Berkembang

Minggu, 28 Februari 2021 - 23:28 WIB
WHO meminta negara dan produsen vaksin untuk memberikan lebih banyak bantuan bagi negara berkembang untuk mengakses vaksin Covid-19. Foto/REUTERS
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara dan produsen vaksin untuk memberikan lebih banyak bantuan bagi negara berkembang untuk mengakses vaksin Covid-19. WHO menyebut, bukan hanya dosis, tapi juga pengetahuan soal vaksin yang harus dibagikan pada negara berkembang.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, berbagai langkah harus diambil untuk meningkatkan produksi vaksin Covid-19, termasuk transfer teknologi, perizinan sukarela dan pembebasan sementara atas kekayaan intelektual, untuk meningkatkan cakupan vaksin atau imunisasi.

"Saya berharap kami akan membuat pilihan yang tepat," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Xinhua pada Minggu (28/2/2021).

"Kita tidak bisa mengalahkan COVID tanpa ekuitas vaksin. Dunia kita tidak akan pulih cukup cepat, tanpa ekuitas vaksin. Ini jelas," sambung pemimpin WHO itu.

Dia menuturkan, berbagi vaksin sebenarnya adalah cara terbaik untuk menghidupkan kembali kehidupan dan mata pencaharian, dan adalah kepentingan semua negara untuk bekerja sama.



"Meskipun berulang kali adanya desakan dari WHO dan badan PBB lainnya untuk akses yang adil ke vaksin Covid-19, serta Perjanjian WTO tentang Aspek Terkait Perdagangan dari Hak Kekayaan Intelektual, yang mencakup ketentuan untuk pengabaian kekayaan intelektual pada vaksin, dunia tampaknya kurang bekerja sama dan bahkan menunjukkan perlawanan serius terkait ekuitas vaksin," ungkapnya.

Dikesempatan yang sama, Tedros juga merespon keputusan Dewan Keamanan (DK) PBB soal vaksin. DK PBB dengan suara bulat menyetujui resolusi yang menyerukan peningkatan akses ke vaksin Covid-19 di daerah yang dilanda konflik atau miskin.

"Saya senang DK PBB telah memberikan suara yang mendukung kesetaraan vaksin dan pada saat yang sama, jika kita akan mengambil solusi praktis, maka pengabaian kekayaan intelektual harus ditanggapi dengan serius," tukasnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(esn)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More