China Bantah Tuduhan Wajibkan Swab Dubur pada Para Diplomat AS

Jum'at, 26 Februari 2021 - 04:04 WIB
Kapas swab dubur digunakan untuk tes virus corona. Foto/TRT World
BEIJING - China membantah tuduhan mewajibkan para diplomat Amerika Serikat (AS) menjalani tes swab (usap) dubur untuk virus corona.

Media AS melaporkan para diplomat telah mengeluh setelah diminta menjalani prosedur yang mungkin dianggap memalukan tersebut.

Beberapa kota di China telah memperkenalkan swab dubur, dengan para ahli di sana mengklaim tes itu dapat meningkatkan tingkat deteksi orang yang terinfeksi virus corona.





Sebagian besar wilayah China telah mengendalikan virus tersebut.



Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Zhao Lijian membantah klaim tersebut pada Kamis (25/2).

Lihat infografis: Belanda Siap Ubah Bentuk Pesawat Komersial yang Selama Ini Ada

"China tidak pernah meminta staf diplomatik AS yang ditempatkan di China untuk melakukan tes usap dubur," ujar Zhao.

Pekan lalu, Washington Post melaporkan beberapa pekerja telah memberi tahu Departemen Luar Negeri (Deplu) AS bahwa mereka telah menjalani tes itu.

Usap dubur berupa memasukkan kapas swab sepanjang 3-5 cm ke dalam anus dan kemudian memutarnya dengan lembut.

Tidak diketahui berapa banyak diplomat AS yang mungkin menjalani tes tersebut.

"Departemen Luar Negeri tidak pernah menyetujui tes semacam ini dan memprotes langsung kepada Kementerian Luar Negeri (China) ketika kami mengetahui bahwa beberapa staf menjadi sasarannya," kata seorang juru bicara Deplu AS kepada Vice News pada Rabu (24/2).

Deplu AS menambahkan bahwa Beijing diberitahu bahwa tes itu "salah".

China memperkenalkan swab dubur pada Januari. Li Tongzeng, dokter penyakit pernapasan dan infeksi di Beijing mengatakan kepada media pemerintah bahwa tes anal dapat menghindari infeksi yang hilang karena jejak virus dapat dideteksi untuk waktu yang lebih lama daripada tes Covid yang lebih umum digunakan di mulut dan hidung.

Namun dia menekankan bahwa tes tersebut hanya diperlukan untuk orang-orang tertentu seperti mereka yang menjalani karantina.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More