Myanmar Hadapi Lebih Banyak Protes, Indonesia Dorong Upaya Diplomatik
Rabu, 24 Februari 2021 - 10:16 WIB
YANGON - Myanmar menghadapi lebih banyak protes jalanan menentang junta militer saat Indonesia berusaha membangun momentum bersama negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk mencari jalan keluar dari krisis.
Pekan ini terjadi aksi unjuk rasa terbesar sejauh ini pada Senin, seiring dengan pemogokan massal untuk mengecam kudeta 1 Februari militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
Unjuk rasa tetap terjadi meski ada peringatan dari pihak berwenang bahwa konfrontasi dapat membuat orang-orang terbunuh.
Pada Selasa, unjuk rasa secara keseluruhan berlangsung lebih sedikit, tetapi protes multi-etnis direncanakan pada Rabu (24/2) di Mayangone, bagian utara pusat komersial Yangon.
Di sisi lain ada upaya memulai upaya diplomatik dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi berencana terbang ke Myanmar pada Kamis (25/2).
Ini akan menjadi kunjungan pertama yang diketahui oleh utusan asing sejak kudeta 1 Februari, menurut dokumen pemerintah Myanmar yang bocor.
Pekan ini terjadi aksi unjuk rasa terbesar sejauh ini pada Senin, seiring dengan pemogokan massal untuk mengecam kudeta 1 Februari militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
Unjuk rasa tetap terjadi meski ada peringatan dari pihak berwenang bahwa konfrontasi dapat membuat orang-orang terbunuh.
Pada Selasa, unjuk rasa secara keseluruhan berlangsung lebih sedikit, tetapi protes multi-etnis direncanakan pada Rabu (24/2) di Mayangone, bagian utara pusat komersial Yangon.
Di sisi lain ada upaya memulai upaya diplomatik dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi berencana terbang ke Myanmar pada Kamis (25/2).
Baca Juga
Ini akan menjadi kunjungan pertama yang diketahui oleh utusan asing sejak kudeta 1 Februari, menurut dokumen pemerintah Myanmar yang bocor.
tulis komentar anda