Rusia Siap Putus Hubungan dengan Uni Eropa Jika Diberi Sanksi Keras
Jum'at, 12 Februari 2021 - 21:59 WIB
MOSKOW - Rusia siap memutuskan hubungan dengan Uni Eropa (UE) jika blok itu menerapkan sanksi ekonomi yang menyakitkan.
Jerman menganggap ancaman Rusia itu sebagai pernyataan yang membingungkan dan tidak dapat dipahami.
Hubungan antara Rusia dan Barat, yang sudah berada di titik terendah pasca-Perang Dingin, telah mendapat tekanan baru terkait penangkapan dan pemenjaraan kritikus Kremlin Alexei Navalny.
Tiga diplomat Eropa mengatakan kepada Reuters bahwa UE kemungkinan memberlakukan larangan perjalanan dan pembekuan aset pada para sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin. Sanksi itu mungkin diterapkan secepatnya bulan ini.
Tekanan sanksi telah meningkat sejak Moskow membuat marah negara-negara Eropa pekan lalu dengan mengusir para diplomat Jerman, Polandia dan Swedia tanpa memberi tahu kepala kebijakan luar negeri UE, yang berada di Moskow untuk berkunjung.
Lihat infografis: Pasukan Amerika Serikat Tak Lagi Lindungi Ladang Minyak Suriah
Paris dan Berlin mengatakan harus ada tanggapan atas tindakan Rusia tersebut.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov ditanyai dalam wawancara yang diterbitkan di situs kementerian pada Jumat apakah Moskow bergerak menuju pemutusan hubungan dengan UE.
“Kami melanjutkan dari fakta bahwa kami siap (untuk itu). Jika kami melihat lagi sanksi yang dijatuhkan di beberapa sektor yang menimbulkan risiko bagi perekonomian kita, termasuk di bidang yang paling sensitif,” papar Lavrov.
“Kami tidak ingin mengisolasi diri dari kehidupan global, tetapi kami harus siap untuk itu. Jika Anda menginginkan perdamaian maka bersiaplah untuk perang," ujar dia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan, "Pernyataan ini benar-benar membingungkan dan tidak bisa dipahami."
Kremlin menawarkan interpretasi yang lebih lembut dari kata-kata Lavrov pada Jumat malam.
Dikatakan, Rusia ingin mengembangkan hubungan dengan UE daripada memutusnya, tetapi Moskow merasa harus siap bagi Brussel untuk mengambil langkah-langkah memutuskan hubungan.
"Jika Uni Eropa mengambil jalan itu maka ya, kami harus siap, karena Anda harus siap untuk yang terburuk," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan melalui telepon konferensi.
"Tentu saja, jika kami menghadapi garis yang sangat merusak yang merusak infrastruktur dan kepentingan kami, maka tentu saja Rusia harus siap sebelumnya untuk langkah-langkah tidak ramah semacam itu," tegas dia.
Kementerian Luar Negeri Rusia kemudian mengatakan Moskow akan bersiap memutuskan hubungan jika Brussel memulai langkah seperti itu.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
Jerman menganggap ancaman Rusia itu sebagai pernyataan yang membingungkan dan tidak dapat dipahami.
Hubungan antara Rusia dan Barat, yang sudah berada di titik terendah pasca-Perang Dingin, telah mendapat tekanan baru terkait penangkapan dan pemenjaraan kritikus Kremlin Alexei Navalny.
Tiga diplomat Eropa mengatakan kepada Reuters bahwa UE kemungkinan memberlakukan larangan perjalanan dan pembekuan aset pada para sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin. Sanksi itu mungkin diterapkan secepatnya bulan ini.
Tekanan sanksi telah meningkat sejak Moskow membuat marah negara-negara Eropa pekan lalu dengan mengusir para diplomat Jerman, Polandia dan Swedia tanpa memberi tahu kepala kebijakan luar negeri UE, yang berada di Moskow untuk berkunjung.
Lihat infografis: Pasukan Amerika Serikat Tak Lagi Lindungi Ladang Minyak Suriah
Paris dan Berlin mengatakan harus ada tanggapan atas tindakan Rusia tersebut.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov ditanyai dalam wawancara yang diterbitkan di situs kementerian pada Jumat apakah Moskow bergerak menuju pemutusan hubungan dengan UE.
“Kami melanjutkan dari fakta bahwa kami siap (untuk itu). Jika kami melihat lagi sanksi yang dijatuhkan di beberapa sektor yang menimbulkan risiko bagi perekonomian kita, termasuk di bidang yang paling sensitif,” papar Lavrov.
“Kami tidak ingin mengisolasi diri dari kehidupan global, tetapi kami harus siap untuk itu. Jika Anda menginginkan perdamaian maka bersiaplah untuk perang," ujar dia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan, "Pernyataan ini benar-benar membingungkan dan tidak bisa dipahami."
Kremlin menawarkan interpretasi yang lebih lembut dari kata-kata Lavrov pada Jumat malam.
Dikatakan, Rusia ingin mengembangkan hubungan dengan UE daripada memutusnya, tetapi Moskow merasa harus siap bagi Brussel untuk mengambil langkah-langkah memutuskan hubungan.
"Jika Uni Eropa mengambil jalan itu maka ya, kami harus siap, karena Anda harus siap untuk yang terburuk," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan melalui telepon konferensi.
"Tentu saja, jika kami menghadapi garis yang sangat merusak yang merusak infrastruktur dan kepentingan kami, maka tentu saja Rusia harus siap sebelumnya untuk langkah-langkah tidak ramah semacam itu," tegas dia.
Kementerian Luar Negeri Rusia kemudian mengatakan Moskow akan bersiap memutuskan hubungan jika Brussel memulai langkah seperti itu.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
(sya)
tulis komentar anda