Saudi Bebaskan Aktivis Hak-hak Perempuan, Loujain al-Hathloul

Kamis, 11 Februari 2021 - 15:45 WIB
Loujain al-Hathloul, salah satu juru kampanye hak-hak perempuan paling terkemuka di Arab Saudi, telah dibebaskan setelah lebih dari 1.000 hari di penjara. Foto/Ist
RIYADH - Loujain al-Hathloul, salah satu juru kampanye hak-hak perempuan paling terkemuka di Arab Saudi, telah dibebaskan setelah lebih dari 1.000 hari di penjara. Para kritikus menggambarkan tuduhan terhadap al-Hathlou bermotif politik.

Wanita berusia 31 tahun itu ditangkap pada Mei 2018. Dia mengatakan kepada keluarganya bahwa dia telah disiksa dan dilecehkan secara seksual di penjara, tuduhan yang berulang kali dibantah oleh Riyadh, dan penahanannya dikecam oleh PBB dan kelompok HAM global.

Desember lalu, Pengadilan Kriminal Khusus Riyadh - sebuah pengadilan terorisme- menghukum Loujainlima tahun delapan bulan penjara, termasuk skorsing dua tahun dan 10 bulan.

Keluarga Loujain mengatakan karena sudah menjalani setengah masa hukuman, dia bisa mendapatkan bebas bersyarat.

"Hathloul akan tetap dalam masa percobaan selama tiga tahun setelah pembebasannya, selama waktu itu dia dapat ditangkap karena dianggap melakukan aktivitas ilegal. juga akan dilarang bepergian selama lima tahun," kata keluarga Loujaindalam sebuah pernyataan, seperti dilansir CNN pada Kamis (11/2/20210.



Kakak Loujain, Walid al-Hathlou mengatakan pembebasan adiknya adalah buah kerja keras semua pihak dan keluarganya sangat bersyukur akhirnya Loujain bisa menghirup udara bebas.

"Kami senang (tentang pembebasannya), tetapi perjuangan untuk keadilan belum berakhir. Kami harus bekerja sangat keras untuk menjamin keadilan bagi Loujain, tapi kami sangat senang dengan berita ini," ucapnya.

Meski demikian, Walid mengatakan pihaknya mendesak orang untuk menahan diri dari mengatakan bahwa Loujain telah "dibebaskan."

"Pembebasan apa pun yang tidak termasuk penyelidikan independen atas dakwaan, tidak termasuk mencabut larangan bepergian, tidak termasuk mencabut dakwaan, bukanlah kebebasan. Karena itu kita jauh dari keadilan," ujarnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More