Iran Desak PBB Akui Pemerintahan Houthi untuk Akhiri Krisis Yaman
Kamis, 11 Februari 2021 - 02:02 WIB
TEHERAN - Iran mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui pemerintah Houthi di Yaman untuk mengakhiri krisis di negara itu.
Desakan itu diungkapkan seorang pejabat Iran.
Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada saluran berita Al Jazeera bahwa mengakui pemerintah Houthi di Sanaa akan mempercepat mengakhiri krisis.
Dia menjelaskan bahwa pejabat Iran telah memberi tahu Utusan PBB untuk Yaman Martin Griffiths yang mengunjungi Iran pekan ini.
Lihat infografis: Iran Luncurkan 340 Kapal Cepat Baru yang Dilengkapi Rudal
Menurut pejabat Iran, pernyataan yang dibuat pemerintah yang baru Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak cukup.
Lihat video: Hari Ketiga Banjir, Bantuan Belum Merata di Indramayu
Dia menyerukan kepada pemerintah AS untuk mengambil langkah-langkah untuk menghentikan perang di Yaman."
Sementara itu, Griffiths menekankan kondisi saat ini sudah matang untuk menghentikan perang di Yaman dan meluncurkan pembicaraan damai.
Yaman yang miskin telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika Houthi menguasai sebagian besar Yaman, termasuk ibu kota, Sanaa.
Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi militer pimpinan Arab Saudi meluncurkan kampanye udara yang bertujuan menggulung kembali keuntungan teritorial Houthi.
Dalam perang Yaman, Amerika Serikat dan Inggris mendukung koalisi pimpinan Arab Saudi.
“Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan mendorong jutaan orang ke jurang kelaparan,” ungkap data resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Desakan itu diungkapkan seorang pejabat Iran.
Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada saluran berita Al Jazeera bahwa mengakui pemerintah Houthi di Sanaa akan mempercepat mengakhiri krisis.
Dia menjelaskan bahwa pejabat Iran telah memberi tahu Utusan PBB untuk Yaman Martin Griffiths yang mengunjungi Iran pekan ini.
Lihat infografis: Iran Luncurkan 340 Kapal Cepat Baru yang Dilengkapi Rudal
Menurut pejabat Iran, pernyataan yang dibuat pemerintah yang baru Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak cukup.
Lihat video: Hari Ketiga Banjir, Bantuan Belum Merata di Indramayu
Dia menyerukan kepada pemerintah AS untuk mengambil langkah-langkah untuk menghentikan perang di Yaman."
Sementara itu, Griffiths menekankan kondisi saat ini sudah matang untuk menghentikan perang di Yaman dan meluncurkan pembicaraan damai.
Yaman yang miskin telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika Houthi menguasai sebagian besar Yaman, termasuk ibu kota, Sanaa.
Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi militer pimpinan Arab Saudi meluncurkan kampanye udara yang bertujuan menggulung kembali keuntungan teritorial Houthi.
Dalam perang Yaman, Amerika Serikat dan Inggris mendukung koalisi pimpinan Arab Saudi.
“Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan mendorong jutaan orang ke jurang kelaparan,” ungkap data resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
(sya)
tulis komentar anda