PM Israel Benjamin Netanyahu Kembali Diadili atas Tuduhan Korupsi

Senin, 08 Februari 2021 - 15:12 WIB
Tetapi koalisi yang penuh kekuatan itu terbukti berumur pendek dan runtuh pada bulan Desember, di mana Gantz mencap Netanyahu sebagai sosok yang tidak jujur.

Tidak jelas apakah sidang pengadilan hari ini akan merusak peluang pemilu ulang PM Netanyahu pada bulan Maret.

Ketua parlemen Israel dan loyalis Netanyahu, Yariv Levin, bersikeras sidang pengadilan harus ditunda.

"Melanjutkan sekarang akan membantu campur tangan terang-terangan dalam pemilu," katanya kepada surat kabar sayap kanan, Israel Hayom.

Levin menuduh bahwa tidak adil bagi jaksa penuntut untuk mempresentasikan kasusnya selama kampanye pemilu.

Beberapa jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa Partai Likud—partainya Netanyahu—tetap menjadi partai terkuat. Namun, tidak pasti apakah Likud akan dapat membentuk mayoritas 61 kursi dengan sekutu konservatif dan religiusnya.

Untuk pertama kalinya dalam karier politiknya, Netanyahu juga menghadapi tantangan dari seorang pembelot Likud terkemuka; Gideon Saar, yang memutuskan hubungan dengan perdana menteri untuk membentuk partai Harapan Baru miliknya sendiri.

Tuduhan terhadap Netanyahu dibagi menjadi tiga kasus terpisah. Yang paling serius— dikenal sebagai "Kasus 4.000", di mana perdana menteri dituduh melakukan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan—berpusat pada tuduhan bahwa Netanyahu bernegosiasi dengan Shaul Elovitch dari raksasa telekomunikasi Bezeq untuk mengamankan liputan positif di Walla! situs berita dengan imbalan kebijakan yang menguntungkan Bezeq.



Elovitch dan istrinya juga didakwa.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More