Iran: Kebijakan Baru AS di Yaman Bisa Hapus 'Dosa' Masa Lalu
Minggu, 07 Februari 2021 - 18:52 WIB
TEHERAN - Iran menuturkan bahwa sikap baru Amerika Serikat (AS) terhadap perang Yaman dapat menandakan tindakan yang sama sekali baru. Teheran menyebut ini bisa memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh AS di masa lalu.
Pernyataan ini datang setelah Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa Washington akan mengakhiri dukungannya untuk kampanye militer yang dipimpin Arab Saudi yang menargetkan Houthi Yaman. Baca juga: Biden Akan Akhiri Dukungan AS untuk Operasi Militer Arab Saudi di Yaman
"Menghentikan dukungan untuk koalisi Saudi, jika bukan sebuah manuver politik, bisa menjadi langkah untuk memperbaiki kesalahan masa lalu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh seperti dilansir Sputnik pada Minggu (7/2/2021).
Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan bahwa Biden dalam pidatonya di Kementerian Luar Negeri akan mengumumkan tentang akhir dari dukungan Amerika untuk operasi di Yaman, yang pada dasarnya akan menjadi pemenuhan salah satu janji kampanyenya.
Biden diperkirakan akan memilih Timothy Lenderking sebagai utusan khusus AS untuk Yaman, di mana dia akan memiliki tugas membawa pihak yang bertikai ke meja perundingan dan kemudian gencatan senjata.
Yaman telah terlibat dalam konflik berkepanjangan antara pasukan pemerintah, yang dipimpin oleh Presiden Abdrabbuh Mansur Hadidan pemberontak Houthi sejak 2014.
Saudi dan sejumlah negara Arab telah berusaha untuk mengembalikan Hadi ke tampuk kekuasaan sejak Maret 2015, ketika meluncurkan sebuah operasi militer untuk mendorong Houthi keluar dari wilayah yang mereka kendalikan.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
Pernyataan ini datang setelah Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa Washington akan mengakhiri dukungannya untuk kampanye militer yang dipimpin Arab Saudi yang menargetkan Houthi Yaman. Baca juga: Biden Akan Akhiri Dukungan AS untuk Operasi Militer Arab Saudi di Yaman
"Menghentikan dukungan untuk koalisi Saudi, jika bukan sebuah manuver politik, bisa menjadi langkah untuk memperbaiki kesalahan masa lalu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh seperti dilansir Sputnik pada Minggu (7/2/2021).
Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan bahwa Biden dalam pidatonya di Kementerian Luar Negeri akan mengumumkan tentang akhir dari dukungan Amerika untuk operasi di Yaman, yang pada dasarnya akan menjadi pemenuhan salah satu janji kampanyenya.
Biden diperkirakan akan memilih Timothy Lenderking sebagai utusan khusus AS untuk Yaman, di mana dia akan memiliki tugas membawa pihak yang bertikai ke meja perundingan dan kemudian gencatan senjata.
Yaman telah terlibat dalam konflik berkepanjangan antara pasukan pemerintah, yang dipimpin oleh Presiden Abdrabbuh Mansur Hadidan pemberontak Houthi sejak 2014.
Saudi dan sejumlah negara Arab telah berusaha untuk mengembalikan Hadi ke tampuk kekuasaan sejak Maret 2015, ketika meluncurkan sebuah operasi militer untuk mendorong Houthi keluar dari wilayah yang mereka kendalikan.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
(esn)
tulis komentar anda