Mengenal Min Aung Hlaing, Sosok di Balik Kudeta Myanmar
Minggu, 07 Februari 2021 - 00:02 WIB
YANGON - Nama Min Aung Hlaing menjadi perbincangan setelah terjadinya kudeta militer di Myanmar Min Aung Hlaing disebut-sebut sebagai orang di balik kudeta tersebut.
Melansir dari berbagai sumber, Min Aung Hlaing adalah Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar. Ia menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata negara tersebut sejak Maret 2011 lalu.
Sebelumnya, dia adalah Kepala Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Myanmar dan dipromosikan menjadi Jenderal bintang empat pada awal 2011 dan Jenderal bintang lima pada Maret 2013.
Baca Juga: Junta Myanmar Putus Jaringan Internet saat Protes Kudeta Meluas
Pria kelahiran tahun 1956 itu menghabiskan seluruh karirnya di militer, di mana dia bergabung sebagai seorang kadet. Dia masuk ke Akademi Layanan Pertahanan Myanmar pada tahun 1974, dalam usaha ketiganya memasuki akademi itu.
Karir prajurit yang terkenal pendiam dan sederhana bisa terbilang sangat bagus dan lancar. Dia mendapatkan promosi reguler dan karirnya terus menanjak, akhirnya menjadi komandan Biro Operasi Khusus-2 pada tahun 2009.
Dia menjadi terkenal pada tahun 2009 setelah memimpin serangan terhadap pemberontak Tentara Nasional Aliansi Demokratik di Kokang, yang berada dekat perbatasan dengan China. Pada bulan Juni 2010, Min menggantikan Jenderal Shwe Mann sebagai Kepala Gabungan Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Tidak hanya di Tatmadaw, atau jajaran militer Myanmar, Min Aung Hlaing juga memiliki pengaruh yang sangat besar di dunia politik. Pengaruh politiknya meningkat ketika Partai Pembangunan dan Solidaritas Persatuan (USDP) yang didukung militer memimpin pemerintahan.
Min Aung Hlaing dikenal sangat pintar beradaptasi dan mampu menggunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan pamor, pengaruhnya. Saat Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi berkuasa, dia "mampu" bekerja dan tampil di acara publik bersama pemimpin de facto Myanmar itu.
Pemilihan umum pada November 2020 membuat hubungan militer dan penguasa sipil menegang. Tatmadaw dan USDP menuding NLD melakukan kecurangan.
Baca Juga: ICC Mengaku Miliki Yurisdiksi Selidiki Kejahatan Israel di Palestina, Netanyahu Murka
Isu kudeta mulai muncul setelah pemilihan umum, yang akhirnya benar-benar terjadi pada awal Februari lalu. Setelah militer merebut kekuasan dan menangkap para pejabat, Min Aung Hlaing didapuk sebagai pemimpin sementara.
Melansir dari berbagai sumber, Min Aung Hlaing adalah Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar. Ia menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata negara tersebut sejak Maret 2011 lalu.
Sebelumnya, dia adalah Kepala Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Myanmar dan dipromosikan menjadi Jenderal bintang empat pada awal 2011 dan Jenderal bintang lima pada Maret 2013.
Baca Juga: Junta Myanmar Putus Jaringan Internet saat Protes Kudeta Meluas
Pria kelahiran tahun 1956 itu menghabiskan seluruh karirnya di militer, di mana dia bergabung sebagai seorang kadet. Dia masuk ke Akademi Layanan Pertahanan Myanmar pada tahun 1974, dalam usaha ketiganya memasuki akademi itu.
Karir prajurit yang terkenal pendiam dan sederhana bisa terbilang sangat bagus dan lancar. Dia mendapatkan promosi reguler dan karirnya terus menanjak, akhirnya menjadi komandan Biro Operasi Khusus-2 pada tahun 2009.
Dia menjadi terkenal pada tahun 2009 setelah memimpin serangan terhadap pemberontak Tentara Nasional Aliansi Demokratik di Kokang, yang berada dekat perbatasan dengan China. Pada bulan Juni 2010, Min menggantikan Jenderal Shwe Mann sebagai Kepala Gabungan Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Tidak hanya di Tatmadaw, atau jajaran militer Myanmar, Min Aung Hlaing juga memiliki pengaruh yang sangat besar di dunia politik. Pengaruh politiknya meningkat ketika Partai Pembangunan dan Solidaritas Persatuan (USDP) yang didukung militer memimpin pemerintahan.
Min Aung Hlaing dikenal sangat pintar beradaptasi dan mampu menggunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan pamor, pengaruhnya. Saat Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi berkuasa, dia "mampu" bekerja dan tampil di acara publik bersama pemimpin de facto Myanmar itu.
Pemilihan umum pada November 2020 membuat hubungan militer dan penguasa sipil menegang. Tatmadaw dan USDP menuding NLD melakukan kecurangan.
Baca Juga: ICC Mengaku Miliki Yurisdiksi Selidiki Kejahatan Israel di Palestina, Netanyahu Murka
Isu kudeta mulai muncul setelah pemilihan umum, yang akhirnya benar-benar terjadi pada awal Februari lalu. Setelah militer merebut kekuasan dan menangkap para pejabat, Min Aung Hlaing didapuk sebagai pemimpin sementara.
(esn)
tulis komentar anda