Khamenei Dapat Cabut Fatwa Haram Bikin Bom Nuklir Jika Israel Bertindak Bahaya
Jum'at, 05 Februari 2021 - 06:15 WIB
“Karena Amerika menunda menjalankan kewajiban mereka dan mencabut sanksi, Iran akan mengembangkan lebih lanjut kemampuan nuklir dan pertahanannya. Saya percaya bahwa komunitas internasionallah yang akan kalah dan bukan Iran," imbuh Mousavi.
Dalam sebuah pengarahan hari Selasa lalu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan AS dan Iran "masih jauh" dari kembali ke kesepakatan nuklir 2015.
Price juga menambahkan bahwa Biden telah sangat jelas bahwa jika Iran kembali memenuhi kewajibannya berdasarkan [kesepakatan JCPOA], Amerika Serikat akan melakukan hal yang sama, dan kemudian kami akan menggunakannya sebagai platform untuk membangun sebuah kesepakatan yang lebih kuat yang juga menangani area lain yang menjadi perhatian.
Baca Juga: Normalisasi Hubungan dengan Israel, UEA Potong Bantuan untuk Palestina
Dalam laporan hari Selasa, yang dilansir Reuters, Badan Energi Atom Internasional mengungkapkan bahwa Iran terus mempercepat program nuklirnya dalam beberapa pekan terakhir dengan memperkaya uranium dan memasang sentrifugal baru di pabrik bawah tanah Natanz.
Setelah mantan presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS keluar dari JCPOA dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, Teheran meninggalkan kewajibannya untuk membatasi dirinya pada penelitian nuklir, sentrifugal, dan tingkat pengayaan uranium.
Kementerian Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN pada hari Senin lalu bahwa Iran tidak berniat untuk membangun senjata nuklir, dengan alasan bahwa jika itu dilakukan, itu akan dilakukan "beberapa waktu lalu".
Dalam sebuah pengarahan hari Selasa lalu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan AS dan Iran "masih jauh" dari kembali ke kesepakatan nuklir 2015.
Price juga menambahkan bahwa Biden telah sangat jelas bahwa jika Iran kembali memenuhi kewajibannya berdasarkan [kesepakatan JCPOA], Amerika Serikat akan melakukan hal yang sama, dan kemudian kami akan menggunakannya sebagai platform untuk membangun sebuah kesepakatan yang lebih kuat yang juga menangani area lain yang menjadi perhatian.
Baca Juga: Normalisasi Hubungan dengan Israel, UEA Potong Bantuan untuk Palestina
Dalam laporan hari Selasa, yang dilansir Reuters, Badan Energi Atom Internasional mengungkapkan bahwa Iran terus mempercepat program nuklirnya dalam beberapa pekan terakhir dengan memperkaya uranium dan memasang sentrifugal baru di pabrik bawah tanah Natanz.
Setelah mantan presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS keluar dari JCPOA dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, Teheran meninggalkan kewajibannya untuk membatasi dirinya pada penelitian nuklir, sentrifugal, dan tingkat pengayaan uranium.
Kementerian Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN pada hari Senin lalu bahwa Iran tidak berniat untuk membangun senjata nuklir, dengan alasan bahwa jika itu dilakukan, itu akan dilakukan "beberapa waktu lalu".
(min)
tulis komentar anda