Biden Tunjuk Diplomat Pro-Kesepakatan Nuklir Iran Sebagai Bos CIA
Kamis, 04 Februari 2021 - 19:21 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dilaporkan telah menunjuk William Burns sebagai calon pemimpin Badan Intelijen AS atau CIA . Burns adalah diplomat senior Negeri Paman Sam.
Gedung Putih mengatakan, surat penunjukan pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri AS itu sudah disampaikan kepada Senat.
Burns sendiri pernah menjabat sebagai Direktur Senior Urusan Timur Dekat dan Asia Selatan di Dewan Keamanan Nasional AS antara 2001 dan 2005. Dia adalah salah satu pejabat yang memperingatkan George W. Bush agar tidak menggulingkan pemerintah Irak pada 2002.
Pada 2005, dia menjadi Duta Besar AS untuk Rusia. Bekerja di Moskow hingga 2008 dan setelah itu, dia menjabat sebagai Wakil Menteri Luar negeri dari tahun 2011 hingga 2014.
Dia dilaporkan "berada di kursi pengemudi" dalam negosiasi AS dengan Teheran, mengenai program nuklir Iran. Dia juga salah satu pendukung aktif dari kebijakan "pengaturan ulang" tahun 2009, mencoba untuk mengekang ketegangan yang meningkat antara Moskow dan Washington.
Gedung Putih mengatakan, surat penunjukan pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri AS itu sudah disampaikan kepada Senat.
"Nominasi dikirim ke Senat, William Joseph Burn untuk menjadi Direktur CIA," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (4/2/2021).
Saat ini, keputusan apakah Burns akan menjadi komando intelijen AS berada di tangan Senat. Jika disetujui, Burns akan menjadi diplomat karir pertama yang menjadi pemimpin CIA.
Burns sendiri pernah menjabat sebagai Direktur Senior Urusan Timur Dekat dan Asia Selatan di Dewan Keamanan Nasional AS antara 2001 dan 2005. Dia adalah salah satu pejabat yang memperingatkan George W. Bush agar tidak menggulingkan pemerintah Irak pada 2002.
Pada 2005, dia menjadi Duta Besar AS untuk Rusia. Bekerja di Moskow hingga 2008 dan setelah itu, dia menjabat sebagai Wakil Menteri Luar negeri dari tahun 2011 hingga 2014.
Dia dilaporkan "berada di kursi pengemudi" dalam negosiasi AS dengan Teheran, mengenai program nuklir Iran. Dia juga salah satu pendukung aktif dari kebijakan "pengaturan ulang" tahun 2009, mencoba untuk mengekang ketegangan yang meningkat antara Moskow dan Washington.
(esn)
tulis komentar anda