Lakukan Vaksinasi Covid-19, WHO Kerahkan Tim ke Suriah
Kamis, 04 Februari 2021 - 15:47 WIB
DAMASKUS - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengerahkan tim di seluruh Suriah untuk program vaksinasi yang akan diluncurkan, baik di daerah yang dikuasai pemerintah, ataupun tidak. WHO mengatakan, program vaksinasi itu diharapkan dapat dilakukan pada April mendatang.
Akjemal Magtymova, perwakilan WHO di Damaskus, mengatakan, vaksinasi ini berada di bawah program COVAX.Dia menuturkan, berdasarkan program itu, WHO berencana untuk memvaksinasi lima juta warga Suriah, 20 persen dari populasi di seluruh bagian negara, meskipun konflik sekarang memasuki tahun ke-11.
Sebagian besar warga Suriah tinggal di daerah yang sekarang di bawah kendali pemerintah, tetapi pemberontak masih menguasai daerah-daerah di barat laut dan pemerintahan yang dipimpin Kurdi menguasai sebagian besar timur laut.
Sekitar seperempat populasi di Suriah mengungsi, banyak diantaranya tinggal di kamp-kamp pengungsian, baik di dalam ataupun di luar Suriah.
“Kami sedang mempersiapkan rencana penyebaran vaksin kami dengan kementerian kesehatan untuk memastikan program berjalan dengan baik,” kata Magtymova.
"Prioritas pertama adalah memvaksinasi petugas kesehatan karena memiliki resiko paling tinggi, pekerja sosial dan yang paling rentan," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (4/2/2021).
Dia kemudian mengatakan bahwa pihaknya berharap program ini dapat dilakukan pada April mendatang. Dia menyebut, pekerjaan sedang dilakukan untuk bisa merelisasikan hal itu.
"Saya sangat berharap ini akan (dimulai) pada bulan April, tetapi mungkin akan memakan waktu lebih lama, tergantung pada begitu banyak faktor. Kita harus berurusan dengan begitu banyak hal yang tidak diketahui," ujar Magtymova.
Seperti negara lain yang sedang menunggu vaksin melalui COVAX, Suriah juga bisa mendapatkan pasokan langsung dari perusahaan. Namun, sejauh ini belum ada kesepakatan bilateral semacam itu yang diumumkan. Pejabat kesehatan mengatakan Damaskus telah terlibat dalam pembicaraan dengan Rusia dan China mengenai pasokan vaksin.
Magtymova mengatakan, setiap pasokan vaksin yang aman dan efektif yang dapat diperoleh Suriah akan membantu membuat vaksin lebih cepat tersedia untuk semua orang. WHO, jelasnya, tidak memiliki peran dalam kesepakatan bilateral semacam itu.
Akjemal Magtymova, perwakilan WHO di Damaskus, mengatakan, vaksinasi ini berada di bawah program COVAX.Dia menuturkan, berdasarkan program itu, WHO berencana untuk memvaksinasi lima juta warga Suriah, 20 persen dari populasi di seluruh bagian negara, meskipun konflik sekarang memasuki tahun ke-11.
Sebagian besar warga Suriah tinggal di daerah yang sekarang di bawah kendali pemerintah, tetapi pemberontak masih menguasai daerah-daerah di barat laut dan pemerintahan yang dipimpin Kurdi menguasai sebagian besar timur laut.
Sekitar seperempat populasi di Suriah mengungsi, banyak diantaranya tinggal di kamp-kamp pengungsian, baik di dalam ataupun di luar Suriah.
“Kami sedang mempersiapkan rencana penyebaran vaksin kami dengan kementerian kesehatan untuk memastikan program berjalan dengan baik,” kata Magtymova.
"Prioritas pertama adalah memvaksinasi petugas kesehatan karena memiliki resiko paling tinggi, pekerja sosial dan yang paling rentan," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (4/2/2021).
Dia kemudian mengatakan bahwa pihaknya berharap program ini dapat dilakukan pada April mendatang. Dia menyebut, pekerjaan sedang dilakukan untuk bisa merelisasikan hal itu.
"Saya sangat berharap ini akan (dimulai) pada bulan April, tetapi mungkin akan memakan waktu lebih lama, tergantung pada begitu banyak faktor. Kita harus berurusan dengan begitu banyak hal yang tidak diketahui," ujar Magtymova.
Seperti negara lain yang sedang menunggu vaksin melalui COVAX, Suriah juga bisa mendapatkan pasokan langsung dari perusahaan. Namun, sejauh ini belum ada kesepakatan bilateral semacam itu yang diumumkan. Pejabat kesehatan mengatakan Damaskus telah terlibat dalam pembicaraan dengan Rusia dan China mengenai pasokan vaksin.
Magtymova mengatakan, setiap pasokan vaksin yang aman dan efektif yang dapat diperoleh Suriah akan membantu membuat vaksin lebih cepat tersedia untuk semua orang. WHO, jelasnya, tidak memiliki peran dalam kesepakatan bilateral semacam itu.
(esn)
tulis komentar anda