Kontak Pertama dengan Rezim Erdogan, Pemerintah Biden Usik S-400 Rusia
Kamis, 04 Februari 2021 - 00:00 WIB
WASHINGTON - Pemerintah Presiden Joe Biden melakukan kontak resmi pertama dengan pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan . Dalam kontak tersebut, Amerika Serikat (AS)menyatakan keprihatinannya atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia oleh Turki .
Pemerintah Biden juga menggarisbawahi komitmen luas Gedung Putih untuk mendukung institusi demokrasi dan supremasi hukum.
Pada hari Selasa, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan berbicara melalui telepon dengan Ibrahim Kalın, Juru Bicara dan Kepala Penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan. Ini adalah interaksi pertama antarnegara sejak Joe Biden terpilih sebagai Presiden AS dalam pemilu 3 November 2020.
Rangkuman Gedung Putih tentang panggilan telepon tersebut sebagian besar bernada positif, meski ada ketidaksepakatan antara kedua pemerintah.
Sullivan menggarisbawahi keinginan Administrasi Biden untuk membangun hubungan AS-Turki yang konstruktif, memperluas bidang kerjasama, dan mengelola perselisihan secara efektif.
Ada sejumlah ketidaksepakatan antara kedua negara, dimulai dengan keputusan Turki untuk mengerahkan sistem pertahanan udara Rusia di wilayahnya, yang ditentang keras oleh NATO dan Washington.
Ankara menerima pengiriman pertama sistem S-400 dari Rusia pada Juli 2019, menolak kekhawatiran bahwa sistem rudal tersebut merusak keamanan operasi NATO. Administrasi Trump pada Desember atau menjelang lengser telah menjatuhkan sanksi pada Turki karena pembelian sistem rudal tersebut.
"Sullivan menyampaikan niat pemerintah untuk memperkuat keamanan trans-Atlantik melalui NATO, mengungkapkan keprihatinan bahwa akuisisi Turki atas sistem rudal surface-to-air S-400 Rusia merusak kohesi dan efektivitas aliansi," kata Gedung Putih, seperti dikutip Ahval News, Rabu (3/2/2021).
Pemerintah Biden juga menggarisbawahi komitmen luas Gedung Putih untuk mendukung institusi demokrasi dan supremasi hukum.
Pada hari Selasa, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan berbicara melalui telepon dengan Ibrahim Kalın, Juru Bicara dan Kepala Penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan. Ini adalah interaksi pertama antarnegara sejak Joe Biden terpilih sebagai Presiden AS dalam pemilu 3 November 2020.
Rangkuman Gedung Putih tentang panggilan telepon tersebut sebagian besar bernada positif, meski ada ketidaksepakatan antara kedua pemerintah.
Sullivan menggarisbawahi keinginan Administrasi Biden untuk membangun hubungan AS-Turki yang konstruktif, memperluas bidang kerjasama, dan mengelola perselisihan secara efektif.
Ada sejumlah ketidaksepakatan antara kedua negara, dimulai dengan keputusan Turki untuk mengerahkan sistem pertahanan udara Rusia di wilayahnya, yang ditentang keras oleh NATO dan Washington.
Ankara menerima pengiriman pertama sistem S-400 dari Rusia pada Juli 2019, menolak kekhawatiran bahwa sistem rudal tersebut merusak keamanan operasi NATO. Administrasi Trump pada Desember atau menjelang lengser telah menjatuhkan sanksi pada Turki karena pembelian sistem rudal tersebut.
"Sullivan menyampaikan niat pemerintah untuk memperkuat keamanan trans-Atlantik melalui NATO, mengungkapkan keprihatinan bahwa akuisisi Turki atas sistem rudal surface-to-air S-400 Rusia merusak kohesi dan efektivitas aliansi," kata Gedung Putih, seperti dikutip Ahval News, Rabu (3/2/2021).
(min)
tulis komentar anda