Sirene Serangan Udara Meraung-raung di Teheran, karena F-35 Israel?
Senin, 01 Februari 2021 - 06:40 WIB
Belakangan, para pejabat mengindikasikan bahwa sirene berbunyi setelah pesawat penumpang Turkish Airlines tujuan Teheran dari Istanbul mengubah jalur ke Baku, Azerbaijan karena cuaca buruk.
Wakil Gubernur Teheran Hamid Goodarzi, yang bertanggung jawab atas urusan keamanan, mengatakan kepada media lokal bahwa sirene berbunyi karena kesalahan teknis. Dia menepis segala ancaman terhadap keselamatan publik.
Para pengguna media sosial mem-posting rekaman sirene serangan udara saat meraung-raung pada Jumat malam. Salah satunya menyebutkan bahwa raungan sirene terdengar antara 5 hingga 10 menit.
Baca juga: UEA Yakin Berhasil Borong 50 Jet F-35 AS setelah Peninjauan Biden
Insiden hari Jumat bukanlah pertama kalinya desas-desus menyebar online tentang Israel menguji jet-jet tempur F-35 mereka terhadap pertahanan udara Iran, di mana sebuah surat kabar Kuwait mengklaim dua tahun lalu bahwa jet tempur siluman generasi kelima itu telah melintasi Suriah ke Irak dan ke Iran, tempat mereka melakukan pengintaian di Bandar Abbas, Isfahan, dan Shiraz.
Media Iran menolak klaim tersebut, dengan menunjukkan bahwa analisis dasar dari karakteristik jangkauan F-35 (1.700 km hingga 2.200 km) akan membuat Israel tidak mungkin terbang jauh-jauh dari Israel ke Iran dan kembali dalam mode siluman tanpa mengisi bahan bakar. Sekadar diketahui, ketika dalam proses pengisian bahan bakar, pesawat canggih seperti itu tidak dapat menyembunyikan posisi mereka.
Teheran juga mengatakan bahwa mereka memiliki kemampuan radar strategis dan seluler canggih yang diperlukan untuk mendeteksi pesawat musuh, termasuk yang memiliki kemampuan siluman. Pada Juni 2019, sistem rudal jarak menengah buatan Iran; Khordad-3, menembak jatuh drone pengintai Amerika Serikat; Global Hawk, senilai USD220 juta dari langit di atas Selat Hormuz.
Raungan sirene pada Jumat malam terdengar di tengah ketegangan yang meningkat di kawasan itu, di mana AS menerbangkan pembom strategis B-52 di Timur Tengah hanya beberapa hari setelah Joe Biden dilantik sebagai presiden menggantikan Donald Trump.
tulis komentar anda